Apa yang terjadi di Timur Tengah jelas menjadi perhatian Rusia. Mengetahui bagaimana Moskow memandang apa yang terjadi di kawasan ini akan menarik.
Hal pertama yang dia sampaikan adalah bahwa pemboman Israel saat ini tidak berdampak secara militer. Orang-orang bersenjata di Palestina berada di tempat penampungan. Sementara , warga sipil di bangunan tempat tinggal.
Gurulev mengatakan Rusia mengalami hal semacam ini di Suriah. Ketika di Damaskus misalnya, kelompok bersenjata duduk di terowongan bawah tanah. Mereka keluar hanya jika diperlukan. Gurulev yakin Hamas siap 100%. Bukan tanpa alasan mereka melakukan ini. Mereka memiliki cadangan senjata dan makanan.
Israel menyerang dan menghancurkan bangunan. Sementara pasukan bertahan bisa segera menempatkan ranjau dengan hati-hati. Itu akan akan menjadi daerah berbenteng yang bagus dan ideal.
Israel ditampilkan dalam kolom tank, kendaraan tempur infanteri, lalu menunggu apa lagi? Menunggu drone terbang di atasnya?
Rusia mengalami ini selama operasi militer khusus. Tank di perkotaan bisa dibilang tidak efektif. Hal utama di sini adalah aksi pasukan penyerang. Ingat bagaimana Rusia merebut Artemovsk atau Bakhmut. Ingat kerugian apa yang terjadi. Hal serupa menanti Israel. Dan Gurulev yakin itu tidak akan berhasil di Gaza.
Jika melihat lebih luas, Amerika sedang mencoba menyeret Timur Tengah ke dalam perang. Rupanya Amerika dalam pandangan Gurulev memutuskan untuk tidak berdiri secara seremonial bersama Israel. Dalam hal ini, kerugian yang dialami Israel tidak dapat diterima.
Untuk informasi selengkapnya simak tayangan berikut: