Pada 10 Agustus 1995 pesawat N-250 yang dibangun Indonesia lepas landas untuk pertama kalinya. Seharusnya itu menjadi awal dari terwujudnya mimpi besar tentang industri pesawat Indonesia. Sayangnya mimpi itu berjalan sangat panjang, tertatih, dan bahkan akhirnya mati.
N-250 merupakan inti dari visi Menteri Riset dan Teknologi saat itu BJ Habibie tentang penggunaan teknologi untuk mendorong pembangunan nasional.
Penerbangan pesawat 50 kursi yang dirancang dan dibangun di dalam negeri itu berjalan lancar. Tetapi setahun kemudian pesawat kargo CN-235 jatuh saat uji coba ekstraksi parasut ketinggian rendah di Jawa Barat.
Dan badai krisis keuangan 1998 yang menjatuhkan presiden Suharto memaksa Habibie yang naik menjadi presiden menghentikan pekerjaannya.
Baru-baru ini apa yang terjadi mungkin menjadi paku terakhir di peti mati dari visi Habibie tersebut. Hal ini dengan dengan penutupan Regio Aviasi Industri (RAI).
Sebuah perusahaan swasta yang didirikan Habibie pada tahun 2012 untuk mempertahankan proyek ambisius. Bukan N250, tetapi pesawat turbo-prop 80 kursi yang lebih besar dan dikenal sebagai R-80.
Simak informasi selengkapnya dalam tayangan berikut: