Seorang jenderal senior Amerika secara pribadi mengatakan kepada Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace bahwa Angkatan Darat Inggris tidak lagi dianggap sebagai kekuatan tempur tingkat atas.
Penilaian itu disampaikan jenderal Amerika di depan Wallace dan beberapa pejabat senior lainnya musim gugur lalu.
Sky News mengutip sumber yang tahu tentang pembicaraan itu mengatakan penurunan kemampuan berperang ini setelah beberapa dekade pemotongan untuk menghemat uang. Dan situasi ini perlu dibalik lebih cepat dari yang direncanakan setelah perang Rusia di Ukraina.
Jenderal tersebut menggunakan istilah untuk memberi peringkat kekuatan militer suatu negara. Tingkat satu dianggap sebagai kekuatan tingkat atas seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan Prancis. Status yang juga seharusnya dipegang oleh Inggris.
Sedangkan tingkat dua akan menggambarkan kekuatan yang lebih lumayan dengan kemampuan bertarung yang lebih sedikit seperti Jerman atau Italia.
Menurut sumber tersebut sang jenderal, mengacu pada Angkatan Darat Inggris berkata: “Anda tidak ada di tingkat satu. Ini hampir tingkat dua.
Sumber pertahanan Inggris mengatakan pada intinya militer Inggris tidak dapat melindungi Inggris dan sekutu mereka selama satu decade. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berisiko gagal dalam perannya sebagai perdana menteri masa perang. Kecuali dia mengambil tindakan segera mengingat meningkatnya ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Rusia.
Langkah ini harus mencakup peningkatan anggaran pertahanan setidaknya £3 miliar per tahun, menghentikan rencana untuk mengecilkan ukuran tentara lebih jauh, dan melonggarkan aturan pengadaan masa damai yang menghalangi kemampuan Inggris untuk membeli senjata dan amunisi dengan cepat.
Sky News menggambarkan kondisi militer Inggris dengan sejumlah hal. Salah satunya Angkatan bersenjata tersebut akan kehabisan amunisi dalam beberapa hari jika dipanggil untuk berperang.
Inggris juga tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan langitnya terhadap tingkat serangan rudal dan pesawat tak berawak yang dialami Ukraina.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: