Prancis dan sekutunya dalam pasukan Eropa telah mengumumkan mereka akan mulai menarik pasukan dari Mali setelah hampir 10 tahun memerangi kerusuhan bersenjata di wilayah tersebut. Sebuah misi yang dikenal sebagai Operasi Barkhane.
Sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh Prancis dan sekutu Afrika serta Eropanya diterbitkan pada hari Kamis 16 Februari 2022.
Pernyatan itu menyebutkan berbagai penghalang dari pemerintah militer yang berkuasa menjaddikan kondisi tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi di Mali.
Keputusan itu berlaku untuk pasukan Barkhane Prancis di Sahel dan pasukan Eropa Takuba yang telah ditempa oleh Paris bersama sekutunya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagaimana dilaporkan Al Jazeera menolak tegas pendapat bahwa Prancis gagal di bekas jajahannya tersebut.
Dia mengatakan Prancis tidak dapat tetap terlibat secara militer bersama otoritas de-facto yang strategi dan tujuannya disembunyikan dan tidak berbagi dengan Prancis.
Dia mengatakan pangkalan Prancis di Gossi, Menaka dan Gao di Mali akan ditutup dalam empat hingga enam bulan ke depan. Macron berjanji penarikan akan dilakukan secara tertib.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: