Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan membahas pengembangan kerja sama militer dan teknis bilateral, termasuk perluasan kontrak pada sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia.
Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan Putin dan Erdogan mengadakan pertemuan bilateral pada Rabu 27 Septemberr 2021 di kota resor Laut Hitam Rusia, Sochi.
Kedua pemimpin ini disebut berbicara tentang memperluas kerja sama di bidang militer dan teknis serta pemeliharaan dan kerja sama di masa depan mengenai S-400. Selain itu juga membahas kemungkinan pembuatan komponen tertentu dari sistem S-400 di wilayah Turki.
Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pada tahun 2017 tentang pengiriman sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Turki. Langkah ini menjadikan Turki sebagai anggota NATO pertama yang membeli sistem rudal pertahanan udara tersebut.
Keputusan Ankara untuk membeli sistem buatan Rusia membuat Amerika Serikat dan NATO marah. Sejauh ini, Washington tidak meninggalkan upayanya untuk membuat Turki menyerahkan sistem pertahanan udara Rusia.
Turki tidak menyerah pada tekanan Amerika dan mengatakan akan mempertahankan sistem S-400. Washington telah menanggapi dengan menyinkgirkan Ankara dari program mengembangkan jet tempur generasi kelima F-35.
Presiden Turki Erdogan pada Oktober 2020 lalu bersumpah bahwa Ankara tidak akan menyerahkan sistem S-400, meskipun ada tekanan dari Washington.
S-400 yang oleh NATO disebut sebagai SA-21 Growler adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan menengah terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007. Sistem ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah, dan balistik serta juga dapat digunakan terhadap instalasi darat. S-400 dapat menyerang target pada jarak hingga 400 km dan pada ketinggian hingga 30 km di bawah tekanan dan gangguan musuh yang intensif.