China mengirim 24 jet tempur ke Taiwan dalam unjuk kekuatan besar pada Kamis 23 September 2021. Langkah yang bisa disebut sebagai teror ini dilakukan setelah pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu mengumumkan niatnya untuk bergabung dengan kelompok perdagangan Pasifik yang beranggotakan 11 negara di mana China juga telah mengajukan diri untuk bergabung.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan Angkatan Udara China menerbangkan jet tempur ke Taiwan dua kali pada hari Kamis. Sekali pada pagi hari dengan 19 pesawat, dan pada sore hari lima pesawat lagi kembali mendekat. Taiwan mengerahkan pasukan patroli udara sebagai tanggapan terhadap jet China dan melacak mereka di sistem pertahanan udaranya.
Jet-jet yang datang pada pagi hari beberapa di antaranya terbang di jalur panjang berbentuk L. Mereka adalah 12 J-16, dua J-11, serta pesawat pengebom dan pesawat anti-kapal selam. Di sore hari pesawat yang terlihat adalah 2 J-16 dan J-11 serta satu pesawat peringatan dini.
China telah mengirim jet tempur ke Taiwan hampir setiap hari selama setahun terakhir ini. Mereka meningkatkan pelecehan militernya terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu dan telah mengirimkan sejumlah besar jet tempur setelah peristiwa politik yang dianggapnya mengganggu kedaulatannya.
Taiwan dan China berpisah selama perang saudara pada tahun 1949, tetapi China terus mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing menentang keterlibatan Taiwan dalam organisasi internasional.
Taiwan pada Kamis mengumumkan bahwa mereka mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik. Hal ini telah menjadi bahan potensi bentrokan lain dengan Beijing.
Jumlah jet tempur yang dikirim kali ini terhitung besar dan jarang dilakukan. Militer China mengirim 18 pesawat ke Taiwan tahun 2020 lalu ketika seorang diplomat tinggi Amerika mengunjungi pulau itu dan bertemu dengan para pejabat di sana. Pada bulan Juni 2021, ia mengirim 28 pesawat tempur setelah para pemimpin Kelompok Tujuh negara industri mengeluarkan pernyataan yang menyerukan resolusi damai masalah lintas Selat Taiwan.