Australia menggenjot secara signifikan kemampuan serangan jarak jauh mereka. Pemerintah negara ini telah memutuskan untuk membeli rudal jelajah Tomahawk yang akan diinstal di tiga destroyer terbaik mereka. Selain itu Angkatan Udara Australia juga akan dilengkapi dengan AGM-158B Joint Air-to-Surface Standoff Missile-Extended Range (JASSM-ER). Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengkonfirmasi pembelian rudal yang direncanakan tersebut.
Pemerintah Australia mengatakan rudal jelajah Tomahawk buatan Amerika akan diintegrasikan ke kapal perusak kelas Hobart. Pengumuman ini juga hanya beberapa hari setelah negara itu mengungkapkan memulai program untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Inggris.Ini juga sebuah keputusan besar.
Angkatan Laut Australia memiliki tiga kapal perusak kelas Hobart, yang diterima antara 2017 hingga 2020. Kapal perang berbobot 7.000 ton ini memiliki desain sangat modern dan saat ini dioptimalkan terutama untuk tugas pertahanan udara.
Penambahan Tomahawk akan memberi kapal-kapal ini kemampuan serangan darat dan serangan maritim jarak jauh baru yang kuat, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk memproyeksikan kekuatan angkatan laut , pada jarak yang cukup jauh. Senjata ini juga akan memberi Australia anti-akses/area denial baru yang dapat digunakannya sebagai tanggapan terhadap tantangan yang lebih spesifik terhadap kepentingan keamanan nasionalnya dari lawan potensial.
Rudal siluman AGM-158B juga akan memperluas kemampuan Angkatan Udara Australia untuk menyerang target pada jarak jauh. Menurut pengumuman resmi, rudal ini akan diintegrasikan pada jet tempur F/A-18A/B Hornet dan F-35A Lighting II.
Tetapi sebenarnya kemungkinan menginstal rudal ini Hornet tampaknya sangat tipis, dan F/A-18F Super Hornet tampaknya akan menjadi kandidat yang lebih mungkin.
Simak selengkapnya dalam tayangan berikut: