Jika Kongres mengamanatkan Angkatan Laut Amerika tetap membeli F/A-18E/F Super Hornet, maka pesawat tersebut akan berada di armada hingga tahun 2050-an. Tetapi pada saat itu, jet-jet tempur generasi keempat kemungkinan tidak dapat menghadapi ancaman di masa depan.
Rear Adm. Andrew Loiselle yang memimpin direktorat perang udara angkatan laut Amerika menyebut alasan itu yang membuat US Navy ingin berhenti membeli pesawat buatan Boeing tersebut.
Badan pesawat Super Hornet memiliki masa pakai 30 tahun dengan 10.000 jam. Dengan hitungan tersebut maka pesawat akan bisa diterbangkan hingga sekitar tahun 2055. Namun menurut Loiselle tidak ada banyak analisis yang mendukung kelangsungan generasi keempat untuk melawan ancaman apa pun dalam jangka waktu itu.
Loiselle berpendapat bahwa berinvestasi dalam upgrade Service Life Modification (SLM) untuk pesawat yang sudah beroperasi memberikan kemampuan dan jam terbang yang dibutuhkan Angkatan Laut. Dia mencatat biaya untuk upgrade tiga pesawat sama dengan biaya untuk membeli satu pesawat tempur baru. Jika Angkatan Laut memang membutuhkan lebih banyak Super Hornet di masa depan, Loiselle mengatakan dia dapat menambahkan lebih banyak pesawat ke dalam program pembaruan SLM. Dia menegaskan jumlah pesawat bukanlah prioritas tertinggi bagi US Navy yang lebih mementingkan kesiapan dan letalitas,
Loiselle mempertegas pendapat Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Admiral Mike Gilday yang mengkritik para pelobi pertahanan karena mendorong Kongres untuk membeli platform yang Angkatan Laut tidak ingin membelinya. Dia menegaskan saat ini bukan tahun 90-an lagi dan mereka membutuhkan platform yang benar-benar tepat untuk melawan kekuatan besar seperti China dan Rusia.
Selengkapnya simak tayangan berikut: