Angkatan Darat Amerika memiliki senjata hipersonik baru yang dirancang untuk terbang 17 kali kecepatan suara dan mampu menghantam target pada jarak setidaknya 1.725 mil atau sekitar 2.700 km. Itu berarti dengan senjata yang disebut “Long-Range Hypersonic Weapon” (LRHW) tersebut pasukan Amerika dapat dengan mudah menyerang sasaran di Rusia dan China selama konflik.
LRHW yang dijadwalkan untuk pengujian pada tahun 2023 adalah senjata hipersonik yang dipasang di truk. Setiap baterai rudal akan terdiri dari pusat operasi yang mengendalikan empat truk transporter / erector / launcher (TEL). Dan setiap truk TEL akan membawa dua rudal LRHW
Kemungkinan LRHW Angkatan Darat memiliki jangkauan yang mirip dengan Senjata Serangan Konvensional Angkatan Laut. Kedua senjata itu juga memiliki banyak komponen yang sama. Oktober lalu, Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien mengatakan Angkatan Laut akan mengerahkan senjata hipersonik baru di 69 kapal perusak rudal dipandu milik mereka.
Jangkauan LRHW akan menyebabkan masalah yang cukup besar bagi pasukan musuh di masa perang. Di Pasifik, jarak lebih dari 2,700 km berarti sejumlah sekutu potensial termasuk Korea Selatan, Taiwan, Jepang, atau Filipina dapat menampung baterai rudal tersebut. Kemudian mereka dapat menyerang target di Laut China Selatan, pangkalan China di pulau Hainan, atau bahkan daratan China. Rusia tidak lebih aman daripada China. Dari Eropa — katakanlah dari London — rudal ini dapat menyerang target hingga timur Moskow.
Ini adalah peningkatan besar dalam kemampuan Angkatan Darat Amerika. Sebagai perbandingan, rudal balistik jarak pendek Army Tactical Missile System, sistem rudal darat jarak jauh yang saat ini ada dalam layanan Angkatan Darat Amerika hanya dapat mencapai target hingga 300 kilometer.
Lebih lengkap simak tayangan berikut: