Ukraina menyatakan tidak akan mundur karena tekanan dari Rusia di tengah meningkatnya permusuhan di sepanjang perbatasan antara kedua negara.
Menteri Pertahanan Ukraina Andrii Taran pada Sabtu 10 April 2021 mengatakan Rusia berusaha memaksa Kiev untuk menyerah dalam negosiasi dengan meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan. Tetapi dia menyatakan bahwa Ukraina tidak akan berhenti berperang melawan sparatis yang jelas-jelas memberontak pada pemerintah yang sah.
Menurutnya Ukraina awalnya bertujuan untuk menggunakan cara beradab mengembalikan wilayah yang diduduki sparatis. Namun, dia menegaskan tidak boleh ada kompromi dalam hal membela kepentingan negara.
Kremlin mengancam akan melanggar perbatasan, dengan pejabat senior Kremlin Dmitry Kozak pekan lalu memperingatkan bahwa Rusia akan siap untuk membela warga yang tinggal di timur Ukraina.
Amerika juga telah menggerakkan dua kapal perang mereka menuju Laut Hitam. Kabar tersebut disampaikan otoritas Turki yang mengaku telah menerima pemberitauan tentang transit dua kapal tersebut. Belum ada kabar resmi tentang kapal mana yang akan menuju ke perairan itu, tetapi ada laporan bahwa kapal perusak kelas Arleigh Burke USS Donald Cook dan USS Roosevelt adalah kapal yang digerakkan. Pergerakan terjadi ketika militer Rusia terus mengalirkan pasukan, termasuk aset angkatan laut tambahan ke Laut Hitam,
Kementerian Luar Negeri Turki mengungkapkan dua kapal perang dari Laut Mediterania ke Laut Hitam melalui selat Bosporus dan Dardanelles. Keduanya merupakan perairan teritorial Turki dan berdasarkan Konvensi Montreux 1936, negara-negara yang tidak memiliki garis pantai Laut Hitam harus memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang penempatan kapal angkatan laut yang masuk dan keluar dari perairan tersebut.
Lantas bagaimana sikap Turki sendiri atas situasi ini? Simak selengkapnya di video ini?