Sebuah tim Angkatan Udara Malaysia dikabarkan akan mengunjungi India segera untuk menilai kesesuaian pesawat tempur ringan Tejas yang dikembangkan India dan baru-baru ini dipesan dalam jumlah besar oleh Angkatan Udara India.
Tim Malaysia kemungkinan akan mengunjungi Bengaluru dan akan diberikan tur lengkap ke fasilitas produksi LCA, uji infrastruktur serta demonstrasi potensi tempurnya.
Sumber India menyebut Tejas telah muncul sebagai pesaing utama di Angkatan Udara Malaysia karena ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada Saab Gripen Swedia dan lebih modern dan mampu daripada JF 17 asal China-Pakistan. India menawarkan LCA versi Mk1A, dengan radar AESA, avionik baru dan kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai senjata. Malaysia dikabarkan akan membeli 12 pesawat dengan opsi untuk 24 lagi di masa mendatang.
Selain dukungan penuh dalam melatih personel darat dan udara, India telah menawarkan untuk membuat fasilitas pemeliharaan, perbaikan, dan perombakan penuh untuk armada Tejas di Malaysia guna memastikan ketersediaan yang tinggi. India telah melakukan pembicaraan dengan Malaysia mengenai pesanan potensial selama lebih dari tiga tahun. Pada 2019, India telah mengirimkan dua pesawat tempur LCA-nya untuk pertunjukan LIMA di Langkawi sebagai bagian dari upayanya untuk menarik perhatian.
Pesawat India ini dibanderol dengan harga sekitar US $ 42 juta per unit. Harga yang relatif murah ini dimungkinkan IAF memesan 83 jet tempur hingga menurunkan biaya produksi per pesawat. Hal ini menurut sumber India akan menjadikan Tejas pesawat paling menguntungkan yang ditawarkan ke Malaysia dalam skenario global. Selain Gripen dan JF 17, T 50 Korea Selatan juga menjadi pesaing untuk kontrak tersebut.