China diperkirakan akan mengungkapkan peningkatan yang kuat dalam pengeluaran pertahanan pada pembukaan parlemen tahunan 5 Maret 2021. Hal ini didorong perekonomian mereka yang mulai pulih dari pandemi COVID-19 dan ketegangan militer yang terus meningkat.
Dengan virus corona yang menghantam ekonominya, China tahun 2020 lalu mengumumkan peningkatan 6,6 persen dalam pengeluaran pertahanan menjadi US$ 178 miliar. Ini adalah tingkat kenaikan terendah dalam tiga dekade.
Pemerintahan baru Presiden Joe Biden bergerak cepat untuk mengingatkan Beijing bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk bersaing dengan pengaruh dan kekuatan militer China yang berkembang di Asia-Pasifik. Dalam beberapa pekan terakhir, armada kapal perang Amerika telah berlayar di dekat Taiwan yang diklaim China dan melalui wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan. Langkah yang memicu kemarahan Beijing.
“China menghadapi situasi keamanan paling parah sejak Perang Korea,” kata Ni Lexiong, pensiunan profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai sebagaimana dilaporkan Reuters.
Dia memperkirakan kenaikan substansial dalam anggaran militer China didorong penjualan senjata Amerika ke Taiwan, penempatan reguler kapal induk Amerika di lepas pantai China, dan kehadiran kapal perang dan kapal selam nuklir Prancis baru-baru ini di Laut China Selatan.
Ross Babbage, seorang peneliti non-residen di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran yang berbasis di Washington dan mantan pejabat pertahanan Australia memperkirakan aka nada kenaikan anggaran pertahanan sekitar 7%. “Itu kurang dari yang diperkirakan sebagian orang dan alasannya adalah ekonomi China masih belum dalam kondisi yang baik.”
Sebagaimana dilaporkan Reuters, ekonomi China hanya tumbuh 2,3% pada tahun 2020, meskipun itu adalah satu-satunya ekonomi utama yang tidak minus dan diperkirakan akan melihat pertumbuhan 8,4% persen tahun ini. Kementerian Pertahanan China sendiri tidak mau berkomentar atas spekulasi ini.
Banyak pakar Barat percaya pengeluaran militer nyata Beijing jauh lebih tinggi daripada angka resmi. Menurut laporan tahunan Pentagon pengeluaran militer China yang diterbitkan untuk 2019 adalah US$ 174 miliar disesuaikan dengan inflasi atau 1,3 persen dari PDB. Itu tidak termasuk pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan serta pembelian senjata asing, dan Pentagon memperkirakan bahwa pengeluaran riil pada 2019 bisa lebih dari US$ 200 miliar.
Stockholm International Peace Research memperkirakan China menghabiskan US$261 miliar untuk militernya pada 2019. Sementara pada tahun yang sama Amerika Serikat menghabiskan US$ 732 miliar. Angka ini sekitar 3,4% dari PDB.
Jika Beijing benar-benar mengumumkan kenaikan tajam, itu akan menandakan niat untuk meningkatkan operasi militer terhadap Taiwan atau menegaskan kedaulatan China atas wilayah sengketa lainnya di Laut China Selatan atau Laut China Timur.
Wang Xiangsui, pensiunan kolonel senior di Tentara Pembebasan Rakyat dan seorang profesor di Universitas Beihang Beijing mengatakan desas-desus tahun lalu bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan rencana menggunakan drone MQ-9 untuk menyerang pulau atau terumbu di Laut China Selatan dalam apa yang disebut “Kejutan Oktober” memberikan China rasa krisis yang lebih tajam tentang situasi keamanan. Beijing menanggapi rumor itu dengan cukup serius untuk mencari klarifikasi resmi dari Pentagon dan kemudian mempublikasikan bantahan dari Amerika.
Wang mengatakan langkah Amerika untuk membatasi akses China ke peralatan dan teknologi militer akan memaksa China untuk berinvestasi lebih banyak pada penelitian dan pengembangan lokal. Wang menyebut militer Amerika ingin mempertahankan keunggulannya yang luar biasa di bidang nuklir dan luar angkasa dan China ingin mengacaukannya. Hal ini pasti akan membuat lebih banyak pengeluaran dibutuhkan.
