Tidak ada perkembangan berarti dalam keikutsertaan Indonesia di program pembangunan jet tempur KF-X selain tetap negosiasi. Korea Selatan mengatakan pihaknya masih dalam pembicaraan dengan Indonesia tentang proyek tersebut. Hal itu disampaikan Kang Eun-ho, Kepala Badan Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan di tengah spekulasi jakarta ingin keluar dari proyek tersebut.
Indonesia setuju untuk bermitra dalam proyek KF-X yang bertujuan mengembangkan jet tempur baru pada tahun 2016. Jakarta berjanji menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan sebesar 8,8 triliun won atau sekitar Rp110 triliun. Ini berarti sekitar 1,7 triliun won atau kira-kira Rp21 triliun yang harus ditanggung Indonesia.
Tetapi Indonesia berhenti melakukan pembayaran setelah menginvestasikan 227,2 miliar won atau sekitar Rp2,9 triliun dengan sekitar Rp7,5 triliun terlambat dibayarkan. Kang Eun-ho sebagaimana dilaporkan The Korean Herald 9 Februari 2021 mengatakan pihaknya sedang dalam proses saling menjajaki posisi masing-masing.
Tujuan awal indonesia adalah mendapatkan pesawat untuk tni angkatan udara dan memajukan industri kedirgantaraan negara melalui kemitraan tersebut. Tetapi sejumlah media melaporkan Indonesia sekarang lebih berminat untuk menandatangani kesepakatan dengan Prancis guna membeli jet tempur baru.
Korea selatan telah mengerjakan proyek KF-X sejak 2015 untuk mengembangkan pesawat tempur mutakhir buatan dalam negeri guna menggantikan armada F-4 dan F-5 yang sudah tua. Pada September 2020 lalu Korea Aerospace Industries masuk ke tahap perakitan akhir prototipe yang diharapkan akan dipublikasikan pada April 2021. Ketika ketika pengembangan selesai, 40 unit direncanakan akan dikirim ke angkatan udara pada tahun 2028 dan 80 unit lainnya pada tahun 2032.