Senator Amerika dari Alaska Dan Sullivan mengumumkan bahwa Angkatan Udara Amerika akan mengerahkan 150 jet tempur F-22 dan F-35 ke negara bagian tersebut. Dia mengatakan kehadiran jet tempur ini serta pembangunan pelabuhan laut dalam pertama Amerika di Lingkaran Arktik, akan mengirim pesan’ e Rusia dan China tentang kemampuan proyeksi kekuatan Paman Sam di Arktik.
150 F-22 Raptor dan F-35 Lightning II yang dikerahkan ke Alaska akan menjadi salah satu yang terbesar, bahkan mungkin satu-satunya penyebaran jet tempur siluman generasi kelima terbesar di dunia. Hal ini mengingat perkiraan bahwa Angkatan Udara saat ini mengoperasikan 187 F-22 dan total kurang dari 250 F-35A.
Skuadron Tempur ke-356 di Pangkalan Angkatan Udara Eielson di Alaska tengah menerima dua F-35 pertamanya pada bulan April, dengan empat lainnya dipinjamkan dari Pangkalan Angkatan Udara Hill di Utah untuk tujuan pelatihan. Pesawat Skuadron ke-356 diaktifkan kembali pada Oktober 2019 dan menjadi skuadron tempur paling utara Amerika serta dikatakan mampu menargetkan bagian mana pun dari Eropa atau kawasan Asia-Pasifik.
Pada akhir tahun 2021 Eielson diharapkan menambah jumlah personelnya, dengan sekitar 1.500 penerbang akan tiba di pangkalan pada Desember 2021. Ini hampir dua kali lipat kontingen sekarang yang yang terdiri dari 1.750 personel tugas aktif. Sekitar 54 F-35 atau setara dua skuadrondiharapkan dikirim pada periode yang sama. Pentagon mengharapkan untuk menghabiskan sekitar US$ 500 juta untuk pembangunan pangkalan guna menampung pasukan dan pesawat baru, termasuk 41 fasilitas yang sedang dibangun dari awal atau diperbaharui.
Alaska adalah rumah bagi Angkatan Udara Kesebelas, yang mencakup Wing ke-3 yang beroperasi dari Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson di Anchorage. Wing Tempur ke-354 yang berbasis di Eielson terdiri dari F-16, Wing ke-36 di Guam, Wing ke-611 dan Pusat Operasi Luar Angkasa dan Grup Pendukung Udara, yang juga berbasis di Elmendorf-Richardson. Selain itu juga pasukan pertahanan dan logistik udara dan rudal ditambah Wing Pengisian Bahan Bakar Udara ke-168 dan Sayap Garda Nasional Alaska ke-176, yang masing-masing ditempatkan di Eielson dan Elmendorf-Richardson.
Angkatan Udara Kesebelas adalah kontingen udara terbesar Amerika di Pasifik Utara dengan pangkalan di Eielson menjadi lapangan terbang militer permanen Amerika terdekat yang terletak di dekat perbatasan Rusia dengan jarak sekitar 1.000 km di sebelah barat pangkalan. Pesawatnya bertugas berpatroli di perairan Laut Bering, melakukan pengawasan radar di Timur Jauh Rusia, dan mencegat pesawat Rusia yang beroperasi di dekatnya.
Dibandingkan dengan kekuatan udara, pasukan darat militer Amerika di Alaska terbatas dengan hanya dua brigade infanteri yang dilengkapi dengan artileri dan pengangkut personel lapis baja Stryker serta ditambah Penjaga Pantai. Hingga saat ini, Amerika belum dapat mendirikan pangkalan angkatan laut utama di wilayah tersebut karena kurangnya kapal pemecah es besar dan fasilitas pelabuhan laut dalam.
Hal itu diperkirakan akan berubah dalam waktu dekat, dengan Korps Teknis Angkatan Darat menyetujui dana US$ 618 juta untuk memperluas Pelabuhan di Nome, Alaska barat menjadi pelabuhan laut dalam.
Pada akhir Mei 2020, Senator Alaska Dan Sullivan mengatakan bahwa sejumlah anggota parlemen di Washington mulai menyadari perlunya Amerika untuk memperluas jejak militernya di Kutub Utara karena Rusia dan China terus mengembangkan armada pemecah es dan memperkuat kehadiran mereka di wilayah yang merupakan rumah bagi cadangan besar energi dan sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan.
Mengomentari pembangunan militer Amerika tersebut, Mayor Jenderal Vladimir Popov, Pilot Militer Terhormat Rusia, mengatakan bahwa dari sudut pandang pertahanan udara Alaska sudah dijaga dengan baik oleh sistem pertahanan NORAD, dengan penerbangan tempurnya berfungsi sebagai potensi serangan utama.
Dia mengatakan Alaska jauh dari daratan Amerika, tetapi merupakan pos terdepan dalam kaitannya dengan Rusia. Kedua ngara hanya dipisahkan oleh selat, dan perbatasan secara harfiah berada dalam garis pandang.
“Ini kawasan strategis bagi Amerika. Menambahkan 150 jet tempur lagi setidaknya akan menggandakan potensi tempur dari pasukan yang ada di sana,” kata Popov.
Tetapi jangkauan mereka yang terbatas berarti bahwa mereka terutama ditujukan untuk pertahanan. Pesawat siluman kemungkinan akan menjalankan fungsi yang terkait dengan pertahanan udara, melindungi objek di seluruh wilayah Alaska, atau mengawal pesawat pengintai.
Menurut Popov, kekuatan udara regional Rusia jauh lebih sederhana dengan menunjuk pada kontingen pencegat yang berbasis di Kamchatka, Sakhalin dan komponen penerbangan Angkatan Laut di Armada Utara.
Jika menggabungkan semua pesawat ini, Rusia mendapatkan maksimal satu resimen penerbangan yaitu sekitar 60-63 pesawat. Dalam hal kekuatan tempur, pasukan Rusia lebih rendah dari Amerika. Oleh karena itu, menurut Popov Merika tidak perlu takut apa pun karena Rusia tidak berusaha menunjukkan keunggulan di perbatasan Alaska. Dia menegaskan strategi Rusia adalah defensif untuk melindungi wilayah mereka dan hanya pertahanan udara dan sistem kendali radar yang telah dikerahkan.
Popov memperingatkan bahwa begitu Amerika membangun kontingennya, Moskow akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah yang memadai sebagai tanggapan. Pekerjaan di Rute Laut Utara sudah mengakomodasi rencana untuk memulihkan lapangan udara untuk pesawat tempur dan pencegat, serta peningkatan pertahanan udara dan perlengkapannya serta pasukan darat lokal dengan peralatan baru.
Sementara itu, pengamat militer veteran Rusia dan Kapten Dr. Konstantin Sivkov, menyarankan bahwa meskipun penempatan F-35 di dekat Rusia merupakan ancaman serius, militer Rusia memiliki sumber daya untuk menetralkannya. Menurutnya meskipun jet Amerika memiliki kemampuan teoritis untuk mencakup seluruh Semenanjung Kamchatka, jet pencegat MiG-31BM Rusia yang dipersenjatai dengan rudal udara ke udara jarak jauh R-37 dibantu oleh sistem radar berbasis darat pasti mampu mengatasinya.