Pentagon mengumumkan rencana untuk menempatkan rudal-rudal berbasis darat baru di kawasan Indo-Pasifik tahun lalu. Namun, sekutu Amerika, termasuk Filipina, Korea Selatan, dan Jepang, telah menyatakan menolak tempat mereka uantuk menjadi kandang dari senjata tersebut.
Kepala Staf Angkatan Darat AS Jenderal James McConville telah mengonfirmasi tentang rencana itu.
“Kami tahu kami membutuhkan tembakan presisi jarak jauh. Itu adalah prioritas nomor satu kami dan karenanya kami mengembangkan kemampuan hipersonik saat ini, kami telah berhasil dalam pengujian kami. Kami akan memiliki rudal jarak menengah yang dapat menenggelamkan kapal. Kami pikir itu sangat- sangat penting untuk kemampuan penolakan anti-akses / area denial yang mungkin kita hadapi, “kata sang jenderal saat berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for Strategic & International Studies yang berbasis di Washington pekan lalu.
Dia mengatakan masih akan ditentukan di mana kemampuan militer Amerika yang baru akan dikerahkan. McConville mengatakan bahwa tujuan dari rencana ini adalah untuk mengalahkan setiap calon musuh dalam setiap konflik yang mungkin terjadi.
Simak juga:
https://www.youtube.com/watch?v=kRwQD43Cf4g
Penumpukan Militer Asia
Para pejabat militer Amerika telah menyatakan keprihatinan atas ukuran yang semakin besar dan kecanggihan teknologi angkatan laut dan udara China dalam beberapa tahun terakhir. Beijing telah melampaui jumlah total kapal perang Amerika tahun lalu, dan bersiap untuk melengkapi jumlah ini dengan penambahan tonase termasukj dua kapal induk baru dan kapal amfibi / pengangkut helikopter.
Kedua negara juga berlomba menuju produksi dan pengiriman senjata hipersonik baru. Pada akhir Juni, Presiden Amerika Donald Trump secara resmi meminta otoritas eksekutif yang biasanya disediakan untuk masa perang mengarahkan industri sipil ke arah produksi komponen untuk senjata hipersonik. Amerika sedang mengerjakan sembilan rudal hipersonik yang diluncurkan melalui udara, laut, dan darat, dengan yang pertama diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2022.
China meluncurkan rudal hipersonik jarak pendek-menengah DF-17 yang baru pada parade militer Hari Nasional pada Oktober 2019. Setahun sebelumnya, Perusahaan Sains dan Teknologi Penerbangan China berhasil menguji peluncuran kendaraan penerbangan hipersonik Xingkong-2.