Lima orang tewas setelah sebuah jet tempur Su-25 tanpa sengaja menembakkan rudal yang secara telak menghantam sebuah rumah. Tiga anak termasuk di antara mereka yang tewas di dekat pangkalan militer Chad.
Jet tempur Su-25 buatan Rusia tersebut milik Angkatan Udara Chad dan peristiwa itu terjadi pada 17 April 2020 lalu.
Rudal itu ditembakkan dari pangkalan militer Adji Kossei di Chad karena manuver yang salah sebelum lepas landas. Hulu ledak melesawat ke sebuah rumah perwira militer Chad menyebabkan ledakan yang sangat keras.
Tentara Prancis yang ditempatkan di dekatnya juga hampir menjadi korban saat tangki bahan bakar pesawat tersebut jatuh di rumah yang ditempati. Tentara Prancis bergegas ke rumah yang dihancurkan untuk membantu mengangkat mayat dan mereka yang terluka dalam ledakan itu.
Kedutaan Besar Prancis di N’Djaména, ibukota Chad, mengkonfirmasi di situs webnya bahwa telah terjadi ledakan roket secara tiedak sengaja di pagi hari dari perangkat darat Angkatan Udara Chad”.
Peristiwa terjadi ketika sebuah pesawat Sukhoi Su-25 yang parkir secara tidak sengaja menembakkan rudal. Senjata itu melesat dan menembus sebuah truk tangki kosong, kemudian berbelok, setelah hampir mengenai pesawat angkut C-130H milik Angkatan Udara Prancis sebelum kemudian menghantam rumah Jenderal Muhammad Saleh Brahim, Wakil Komandan Pengawal Presiden.
Yesterday a Chad Air Force Su-25 accidentally fired an unguided rocket during maintenance, the rocket narrowly missed a French Air Force C-130 and hit a nearby house, killing 4 civilians #Chad #France pic.twitter.com/d0p8ndbAjh
— CNW (@ConflictsW) April 18, 2020
Joseph Dempsey, peneliti Analisis Pertahanan & Militer mengunggah foto-foto tembakan rudal dan menunjukkan bahwa roket terarah tersebut berubah arah setelah melewati tanker bahan bakar.
“Seandainya roket Chad tidak keluar jalur dengan konsekuensi fatal itu akan menyeberang ke area yang dioperasikan militer Prancis ” kata Joseph.
Kepala staf pasukan Chad, Jenderal Abakar Abdelkarim Daoud, mengatakan kepada wartawan sebuah roket tak sengaja ditembakkan dari pesawat militer yang akan lepas landas dari pangkalan militer Adji Kossei di N’Djamena. “Sayangnya, peluru yang ditembakkan mengarah ke kota tempat keluarga militer tinggal di distrik Farcha Garan Goso, tidak jauh dari bandara militer.
Operasi Barkhane yang dipimpin Prancis melibatkan penyediaan pasukan militer sekitar 4.500 tentara, yang tersebar di antara Mali, Burkina Faso, Niger, dan Chad. Kantor pusatnya berada di N ‘Djamena, dan Operasi Barkhane adalah operasi luar negeri terbesar Prancis, dengan anggaran hampir 600 juta euro per tahun.
Prancis terlibat dalam segala hal, mulai dari patroli tempur bersama pasukan Mali dan milisi mitra hingga pengumpulan intelijen dan pelatihan hingga kegiatan pembangunan lokal yang dimaksudkan untuk mengisi lubang yang ditinggalkan oleh pemerintah yang absen