Seperti dilaporkan sebelumnya China Aerospace Science and Technology Corp merilis video yang menunjukkan kinerja drone CH-5 Rainbow yang dijuluki sebagai ” truk bom udara” karena kapasitasnya yang luar biasa untuk membawa hingga 16 rudal.
Drone ini diklaim melebihi kemampuan MQ-9 Reaper, drone yang dibangun Amerika Serikat. Dalam ukuran dan bentuk, CH-5 hampir identik dengan Reaper. Kedua UAV memiliki ekor V-tail dan ventral. Keduanya memiliki panjang 11 meter (36 kaki) dan memiliki sayap yang sama. China sepertinya sudah tidak peduli lagi jika dituduh mencontek teknologi Reaper dalam membangun Rainbow. Kedua drone ini juga bisa dikatakan satu kelas dengan Heron TP yang dibangun Israel.
Drone ini dikonfigurasi dengan struktur ekor boom kembar dan sepasang sirip ekor vertikal. Ukurannya juga lebih besar, dengan lebar sayap 26 meter (85 kaki), beberapa meter lebih panjang daripada Reaper.

Maximum Takeoff Weight (MTOW) dari CH-5 adalah sekitar 3.300 kg (7,275 lbs), atau 1.500 kg lebih ringan dibanding Reaper dan sekiar 2.100 kg lebih berat daripada Heron TP.
MTOW lebih rendah membatasi apa yang dapat dilakukan CH-5 dibandingkan dengan drone Amerika dan Israel. Reaper dapat dilengkapi dengan berbagai muatan, tetapi biasanya membawa beberapa rudal hellfire dan dua bom 227 kg (500 lbs).
Meskipun tidak jelas bagaimana CH-5 akan dilengkapi, kapasitas muatannya mencapai 1.200 kg, sekitar 500 kg lebih sedikit daripada Reaper dan 1.500 kg lebih sedikit daripada Heron TP . UAV Avenger yang lebih baru, yang dirancang untuk menggantikan Reaper menawarkan kecepatan maksimal 400 knot, yang jauh di atas CH-5.
CH-5 juga terbang di ketinggian yang lebih rendah, mencapai hanya 7.000 meter, jauh di bawah kemampuan terbang Reaper yakni 15.000 m dan 13.716 meter Heron TP. Kemampuan terbang tinggi CH-5 yang terbatas membuatnya lebih rentan daris erangan persenjataan anti-pesawat.
Untuk membantu mengimbangi masalah ini, CH-5 bisa dilengkapi dengan mesin berat bahan bakar opsional yang memperpanjang daya tahan operasional hingga 60 jam yang menignkat 20 hingga 30 persen dari mesin standarnya. Ini lebih dari dua kali lipat waktu terbang Reaper selama 27 jam, dan jauh lebih lama Heron TP yang mampu terbang 36 jam.

Menurut laporan media negara, CH-5 dapat dioperasikan oleh mahasiswa dengan cukup belajar satu atau dua hari pelatihan.
Ketahanan yang lebih panjang memberikan CH-5, setidaknya dalam teori, keunggulan dalam jangkauan operasionalnya. Dipasangkan dengan mesin bahan bakar berat, CH-5 menurut produsen memiliki kisaran terbang 6.500 hingga 10.000 ).
Namun demikian, kemampuan komando dan kontrol China yang terbatas mungkin dalam praktiknya membatasi rentang operasional CH-5 hingga di bawah 2.000 kilometer (1.243 mil).
CH-5 memiliki berbagai sistem peperangan elektronik yang sebanding dengan UAV lainnya, termasuk inframerah / elektro-optik dan kemampuan pencitraan panas untuk pengumpulan intelijen udara ke darat.
Sumber: CSIS