Iran telah memulai produksi pesawat tempur Kowsar yang dirancang secara lokal untuk digunakan di angkatan udara.
“Segera jumlah yang dibutuhkan pesawat ini akan diproduksi dan digunakan untuk melayani Angkatan Udara,” kata Menteri Pertahanan Amir Hatami Sabtu 3 November 2018 saat meluncurkan produksi pesawat sebagaimana dilaporkan televisi pemerintah dan dikutip Straits Times.
Pengumuman ini dilakukan di tengah hubungan yang semakin tegang dengan Amerika setelah Washington memberlakukan sanksi kepada Teheran.
Amerika Serikat mengatakan pada hari Jumat masih akan mengizinkan untuk sementara delapan importir tetap membeli minyak Iran ketika akan mengenakan sanksi pada hari Senin 5 November 2018 untuk mencoba memaksa Iran untuk mengekang kegiatan nuklir, rudal dan regionalnya.
Setelah meninggalkan kesepakatan nuklir Iran 2015, Presiden Amerika Donald Trump sedang mencoba untuk melumpuhkan ekonomi Iran yang tergantung pada minyak dan memaksa Teheran untuk membatalkan tidak hanya ambisi nuklirnya dan program rudal balistik tetapi dukungannya untuk militan militan di Suriah, Yaman, Lebanon dan bagian lainnya di Timur Tengah.
Iran mengatakan Kowsar merupakan jet tempur 100 persen buatan dalam negeri dan mampu membawa berbagai senjata yang akan digunakan untuk misi dukungan udara jarak dekat.
Namun, beberapa ahli militer percaya bahwa jet tempur tersebut merupakan salinan F-5 yang pertama kali diproduksi di Amerika Serikat pada 1960-an.
Angkatan Udara Iran telah menghadapi masalah pelik dalam mempertahankan kekuatan udara mereka karena puluhan tahun terkena embargo senjata. Mereka masih mengandalkan jet tempur tua buatan Amerika yang didapat negara tersebut sebelum revolusi Iran 1979.
Namun Teheran dilaporkan telah mengirim senjata dan ribuan tentara ke Suriah untuk membantu menopang pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Baca juga: