Resimen pertama yang dipersenjatai dengan sistem Avangard yang terdiri dari rudal balistik antarbenua atau intercontinental ballistic missile (ICBM) dan peluncur kendaraan hipersonik akan memikul tugas tempur pada akhir 2019.
“Jangka waktu yang dijadwalkan untuk menempatkan resimen pertama pada tugas tempur adalah akhir 2019. Awalnya, resimen akan terdiri dari setidaknya dua sistem tetapi akhirnya jumlah mereka akan meningkat sebanyak enam unit,” kata sumber dalam industri pertahanan dalam negeri sebagaimana dikutip TASS, Senin 29 Oktober 2018
Seperti yang telah dinyatakan secara resmi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, sistem rudal hipersonik Avangard pertama akan ditempatkan pada tugas tempur di Divisi Rudal Red Banner yang berbasis di Wilayah Orenburg di Ural selatan.
Menurut sumber itu, sistem hipersonik Avangard diperkirakan akan memasuki layanan pada akhir 2018 – awal 2019.
Sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, sistem akan terdiri dari kendaraan peluncuran, komando dan rudal UTTKh UR-100N. Rencana semula akan dilakukan peluncuran uji sebelum masuk layanan.
“Namun, mengingat keberhasilan peluncuran sebelumnya dari kendaraan luncur itu sendiri dan keberadaan rudal yang handal dan sudah diuji, kemungkinan tidak akan ada peluncuran semacam itu, “kata sumber itu.
Avangard adalah sistem rudal balistik antarbenua strategis dilengkapi dengan kendaraan hipersonik. Menurut sumber terbuka, senjata ini dikembangkan oleh Research and Production Association of Machine-Building dan telah diuji sejak 2004. Kendaraan meluncur mampu terbang dengan kecepatan hipersonik di lapisan padat atmosfer, manuver di jalur penerbangannya dan ketinggiannya dan menembus pertahanan anti-rudal.
Senjata baru itu diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato kenegaraannya kepada Majelis Federal pada 1 Maret. Kemudian, pemimpin Rusia mengatakan selama sesi tanya jawab tahunan pada 7 Juni bahwa sistem Avangard sudah memasuki produksi dan pada tahun 2019 direncanakan akan dikirim ke Angkatan Bersenjata. Putin pada kesempatan itu juga mengungkap berbagai senjata baru lainnya.
UR-100N UTTKh (SS-19 Stiletto) adalah peningkatan berat kompleks rudal UR-100 yang dikembangkan di Uni Soviet pada 1960-an oleh Biro Desain-52 yang dipimpin oleh Vladimir Chelomei.
Senjata ini diterima militer pada tahun 1980. Saat ini, Pasukan Rudal Strategis Rusia mengoperasikan 30 rudal berbasis silo jenis ini. Rudal tersebut memiliki berat lepas landas sekitar 100 ton dan berat lemparan sekitar 4,5 ton.