Xi Jinping ke Militer: Pantau Taiwan-Laut China Selatan, dan Bersiaplah Perang

Xi Jinping ke Militer: Pantau Taiwan-Laut China Selatan, dan Bersiaplah Perang

Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan Komando Teater Selatan untuk benar-benar memantau Laut China Selatan dan Taiwan guna menilai situasi yang dihadapinya dan meningkatkan kemampuannya sehingga dapat menangani keadaan darurat apa pun.

“Komando Teater Selatan harus menjalankan tanggung jawab militer yang berat dalam beberapa tahun terakhir,”  kata Xi dikutip CCTV selama tur inspeksi yang dilakukan sebagai bagian dari kunjungannya ke provinsi Guangdong Kamis 27 Oktober 2018.

“Penting untuk memperkuat misi dan berkonsentrasi persiapan untuk perang,” kata Xi. “Kami perlu mempertimbangkan semua situasi rumit dan membuat rencana darurat dengan tepat.

“Kita harus meningkatkan latihan kesiapan tempur, latihan bersama dan latihan konfrontatif untuk meningkatkan kemampuan prajurit dan persiapan untuk perang.”

Kunjungan Xi ke komando militer adalah salah satu dari beberapa yang dia buat selama perjalanan empat hari ke provinsi selatan China. Tur ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan di tengah perlambatan ekonomi, dan perdagangan akibbat perang dagang dengan Amerika Serikat.

Pernyataanya datang sehari setelah Menteri Penasihat Umum China dan Menteri Pertahanan Wei Fenghe mengatakan negaranya tidak akan pernah melepas sejengkalpun wilayah Taiwan.

Salah satu misi utama dari Komando Teater Selatan adalah mengawasi Laut China Selatan, area di mana ketegangan dan aktivitas militer yang melibatkan China, Amerika, dan kekuatan lainnya telah tumbuh dengan mantap.

Awal bulan ini, sebuah destroyer China hampir bertabrakan dengan kapal perang Amerika di perairan yang disengketakan. Amerika menggambarkan insiden ini sebagai manuver “tidak aman dan tidak profesional.”

Pengamat militer sebagaimana dikutip South China Morning Post Senin 29 Oktober 2018 mengatakan komentar-komentar Xi kemungkinan besar dimaksudkan untuk meningkatkan semangat dan menegaskan kembali klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan.

“Ini mungkin dimaksudkan sebagai sinyal ke Amerika khususnya dan semua pihak yang Beijing rasakan akan menyebabkan provokasi [di perairan yang disengketakan],” kata Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Nanyang Technological University di Singapura.

Analis Zhou Chenming yang berbasis di Beijing juga melihat hal yang sama. “Amerika Serikat diperkirakan akan lebih banyak melakukan misi kebebasan navigasi di wilayah Laut China Selatan, dan karena mereka tidak mengakui hak [Beijing] terhadap pulau buatan, seperti Mischief Reef, mungkin akan ada lebih banyak gesekan militer antara kedua negara di sana. . ”

Pentagon juga  mengirim dua kapal perang Amerika melalui Selat Taiwan, mengambil risiko kemarahan dari Beijing karena ketegangan tetap tinggi

Koh mengatakan, pidato Xi untuk Komando Teater Selatan juga merupakan peringatan yang jelas untuk pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan, karena wilayah militer itu berbagi tanggung jawab dengan Komando Teater Timur untuk memantau pulau yang memiliki pemerintahan sendiri.

Hubungan antara Beijing dan Taiwan atau China Taipei telah memburuk sejak Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokrat yang condong ke arah kemerdekaan terpilih sebagai presiden Taiwan pada tahun 2016.