Perwira paling senior Angkatan Laut Amerika di Eropa, Laksamana James Foggo, mengatakan Angkatan Laut Rusia sebenarnya tidak terlalu besar, tetapi dia mengaku khawatir dengan armada kapal selam baru yang lebih canggih milik Rusia.
“Rusia tidak memiliki kekuatan besar tetapi mereka memiliki aset yang membuat saya tetap waspada, khawatir. Salah satunya adalah di domain bawah laut,” kata Foggo, komandan Angkatan Laut AS Eropa kepada wartawan di Pentagon Jumat 5 Oktober 2018.
Foggo mengatakan armada permukaan Rusia, termasuk kapal induknya sudah tua tidak terlalu mengancam, namun kemajuan Rusia dalam pengembangan kapal selam dan rudal jelajah adalah hal yang harus diwaspadai.
“Kami telah melihat penciptaan kelas-kelas baru dari semua jenis kapal selam dan kapal. Saya lebih peduli dengan peperangan kapal selam,” kata Foggo sebagaimana dilaporkan CNN.
“Rusia telah memproduksi kapal selam kelas Dolgorukiy. Mereka telah memproduksi kapal selam kelas Severodvinsk. Mereka telah memproduksi kapal selam hybrid kelas Kilo baru,” tambah Foggo.
Dia mengatakan enam dari kapal selam kelas improved Kilo beroperasi di Laut Hitam atau Mediterania timur di mana mereka menembakkan rudal jelajah Kalibr yang disebut Fogo sangat mampu dan bisa mencapai salah satu dari ibukota Eropa.
“Itu menjadi perhatian saya, dan ini menjadi perhatian bagi mitra dan teman-teman NATO saya. Jadi kami harus tahu di mana mereka [kapal selam Rusia] setiap saat,” tambahnya dengan mendorong peningkatan investasi Amerika dan sekutu dalam kemampuan perang anti kapal selam.
Foggo, yang juga komandan Komando Pasukan Gabungan NATO-Naples, juga membahas latihan NATO Trident Juncture, yang akan dimulai 25 Oktober dan akan melibatkan sekitar 45.000 pasukan dari semua anggota NATO serta Swedia dan Finlandia.
Latihan, yang disebut Foggo sebagai yang terbesar sejak 2002, akan berlangsung di Norwegia dan daerah sekitarnya di Atlantik Utara dan Laut Baltik. Latihan akan melibatkan 150 pesawat, 60 kapal dan hingga 10.000 kendaraan.
Foggo mengatakan Rusia telah diundang untuk mengamati latihan militer sesuai dengan perjanjian internasional dan bahwa latihan itu akan mengirim pesan “deterrence” ke setiap calon musuh.