Headbutt, Cara Pilot Tempur Menggertak dan Meminta Perhatian Lawan

Headbutt, Cara Pilot Tempur Menggertak dan Meminta Perhatian Lawan

Ketika jet tempur melakuan misi scramble untuk mencegat pesawat musuh atau yang tidak teridentifikasi, mereka memiliki berbagai pilihan seperti mencoba menghubungi pesawat melalui radio hingga yang paling buruk adalah menembaknya.

Salah satu pilihan lain adalah menggunakan pesawat mereka untuk melakukan “headbutt” kepada pesawat lain. Apa itu headbutt? Dan bagaimana dia bekerja?

Headbutt pada dasarnya adalah beberapa manuver yang digunakan untuk mengingatkan atau menarik perhatian lawan dengan menggunakan getaran gelombang yang dipancarkan oleh knalpot mesin mereka. Hempasan mesin yang kuat akan membuat pesawat lain akan bergetar tetapi tidak sampai pada kondisi fatal.

Amerika dan Rusia kerap menggunakan teknik ini. Seperti dilaporkan beberapa kali pesawat tempur Rusia membuat pesawat Amerika yang dicegatnya mengalami turbulensi ketika jet tempur Rusia terbang dekat di depan mereka.

Tahun lalu, manuver ‘headbutt’ mendapat perhatian pers setelah F/A-18E Super Hornet Angkatan Laut Amerika mencegat sebuah jet serangan darat Su-22 Suriah yang hendak menyerang pasukan darat yang didukung Amerika. Saat itu jet-jet tempur Amerika ini melakukan salah satu bentuk manuver yang paling agresif.

Ada sejumlah manuver yang bisa dimasukkan dalam kategori “headbutt” ini, tetapi tidak satupun dari manuver tersebut termasuk kontak fisik antara dua pesawat.

Manuver pertama seperti yang dilakukan dua jet Amerika di Suriah yakni dengan terbang dekat satu sama lain tetapi salah satu pesawat ada sedikit di belakang pesawat yang lain. Hal ini menjadikan gelombang jet akan sangat kuat dan tidak merata antara kanan dan kiri.

Dua pesawat ini kemudian terbang di depan jet tempur lawan dengan tujuan mmembuat pesawat yang ada di belakangnya mengalmai gangguan stablitas. Dua pesawat ini juga melepaskan flare.

Pada dasarnya, dua jet Amerika menggunakan angin dari mesin mereka sendiri untuk mengguncang jet yang ditargetkan. Ketika itu gagal menghalangi Su-22 Suriah melakukan pemboman F / A-18E kemudian menembak jatuh jet Suriah.

Versi lain dari headbutt, biasanya terlihat ketika Angkatan Udara sedang mencoba untuk mendapatkan perhatian dari pesawat ramah atau sipil tetapi tidak bisa dihubungi. Cara yang digunakan adalah terbang di bawah pesawat target tersebut kemudian dia melakukan manuver vertikal 500 kaki di depan pesawat yang ditargetkan. Hal ini juga menyebabkan pesawat lain mengalami turbulensi, dan yang pasti akan segera melihat bahwa ada jet tempur yang sedang mengajaknya berkomunikasi.

Manuver semacam ini hanya dilakukan jika pengendali di darat dan pilot pesawat tempur tidak dapat membuat komunikasi radio dengan pesawat, dan pesawat terbang ke wilayah udara terbatas.

Versi ketiga dari manuver ini sangat mirip dengan yang pertama, tetapi hanya ada satu jet yang terbang di depan pesawat yang ditargetkan.

Manuver ini setidaknya memiliki dua keunggulan. Pertama, lebih sedikit getaran yang dihasilkan, yang berarti pesawat yang ditargetkan tidak akan menghadapi masalah yang terlalu berisiko. Kedua, memungkinkan wingman dari pesawat yang melakukan headbutting untuk terbang dalam posisi siap tembak sehingga bisa melakukan reaksi secepatnya ketika membunuh lawan harus dilakukan.

Versi manuver ini sering disertai dengan pelepasan flare untuk memberi tahu bahwa jet tempur sedang mencoba untuk berkomunikasi dengan pesawat yang ditargetkan.

Headbutting, membuat kontak radio, mem-flash lampu pendaratan mereka, dan melepaskan flare adalah salah satu teknik untuk membangun kontak, tetapi itu bukan satu-satunya. Masih banyak cara lain yang digunakan termasuk menunjukkan tulisan agar pesawat tertentu mengubah frekuensi radio mereka agar bisa menjalin komunikasi.

Sumber: We Are the Mighty