Sebuah kapal peti kemas berbendera Indonesia yang memiliki nama lambung, Sam Ratulangi P600 membuat geger Myanmar karena terdampar tanpa awak dan muatan.
Kapal tersebut terdampar di Teluk Martaban, Yangon Myanmar sejak 29 Agustus 2018. Angkatan Laut Myanmar pun kerja keras untuk memecahkan teka-teki seputar kapal sepanjang 177 meter tersebut.
Hasil penyelidikan menunjukkan semula kapal dimiliki Djakarta Lloyd. Kapal itu rencananya ditarik oleh sebuah kapal derek dari Indonesia ke sebuah pelabuhan pembongkaran besi tua di Bangladesh.
“Namun karena cuaca buruk para awak kapal derek akhirnya melepaskan kapal itu,” kata Angkatan Laut Myanmar dalam unggahan di akun Facebook mereka Minggu 2 September 2018.
Kapal Sam Ratulangi memicu kehebohan di Myanmar setelah para nelayan melihat kapal berbendera Indonesia itu terlihat melayang secara misterius di dekat perairan sekitar Yangon, pekan lalu.
Kapal itu kemudian ditemukan terdampar di Teluk Martaban, 11 km lepas pantai Yangon, Kamis 30 Agustus dan polisi serta personil angkatan laut naik ke atasnya untuk melakukan pemeriksaan, dan tak menemukan awak atau pun barang apa pun hingga dikenal dengan Kapal Hantu.
Myanmar Times mengutip Aung Kyaw Linn, sekretaris jenderal Federasi Pelaut Independen Myanmar melaporkan kapal itu masih dalam keadaan laik jalan, dan bisa dioperasikan untuk berlayar.
Angkatan Laut menyebut sejak awal sudah curiga bahwa kapal itu sedang berada di laut dengan diderek oleh kapal lain sebelum terlepas setelah mereka menemukan dua kabel pada bagian haluan kapal. Mereka kemudian berhasil menemukan kapal derek bernama Independence, sekitar 80km lepas pantai Myanmar. Dan di dalamnya terdapat 13 awak kapal berkebangsaan Indonesia.
Di Indonesia, nama pahlawan biasanya hanya dijadikan nama kapal milik Angkatan laut, bukan untuk kapal barang. Tapi kapal ini bernama Sam Ratulangi.
Sesudah menanyai ke-13 ABK Indonesia itu, terungkap bahwa mereka sudah menarik kapal Sam Ratulangi sejak 13 Agustus, dengan tujuan sebuah pelabuhan di Bangladesh, tempat sebuah pembongkaran besi tua. Namun akibat cuaca buruk, sejumlah kabel penarik terputus, dan akhirnya mereka memutuskan untuk melepaskan kapal itu.
Bangladesh memiliki industri pembongkaran kapal tua yang besar dengan ratusan kapal dibongkar di Chittagong setiap tahunnya.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan memastikan bahwa kapal KM. Samratulangi PB 1600 yang terdampar di Teluk Martabanmerupakan kapal berbendera Indonesia yang sudah dijual ke perusahaan pelayaran di Singapura.
“Sejarah kepemilikan Kapal tersebut cukup panjang. Dulunya Kapal tersebut milik PT. Djakarta Lloyd (Persero) sebelum dijual melalui mekanisme pelelangan ke PT. Mandara Putra Bajatama pada bulan Mei 2018 dan selanjutnya PT. Mandara Putra Bajatama menjualnya kepada perusahaan pelayaran Singapura, Smit Salvage Company,” jelas Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Dwi Budi Sutrisno dalam keterangan persnya Sabtu 1 September 2018.
Dwi Budi menambahkan bahwa pihaknya mendapatkan laporan bahwa Smit Salvage Company telah mengakui kepemilikan kapal tersebut dan rencananya kapal tersebut dibawa ke Bangladesh untuk dihancurkan.
“Jadi kapal yang dibuat tahun 1998 tersebut ditarik oleh kapal tunda menuju ke Bangladesh untuk discrap. Pada saat pelayarannya, cuaca buruk sehingga kapal tersebut lepas dan terdampar yang pada akhirnya ditemukan oleh otoritas pelayaran Myanmar,” ujar Dwi Budi.
Dwi Budi juga menjelaskan bahwa kapal tersebut dijual oleh PT. Djakarta Lloyd dalam kondisi rusak berat dan non produktif dengan persetujuan Kementerian BUMN untuk penghapusan dan pemindahtanganan aset tetap PT. Djakarta Lloyd tersebut pada Desember 2017 lalu.