Pemerintah Argentina akhirnya membayar pembelian lima pesawat Dassault Super Etendard bekas dari Prancis. Pembayaran dilakukan setelah satu tahun kesepakatan diambil pada 2017 lalu.
Surat Kabar La Tribune melaporkan Senin 27 Agustus 2018 pembayaran US$15.03 juta atau sekitar Rp257 miliar dilakukan ke Prancis pada pertengahan Agustus. Pembayaran ini disebut mengalami penundaan yang tak terduga.
Argentina telah menyetujui pembayaran pada 10 Mei 2018, untuk Super Etendards, bersama dengan simulator, delapan mesin cadangan, dan sejumlah besar suku cadang dan peralatan.
Super Etendards akan digunakan untuk menyusun kembali kapasitas Escuadrilla Aeronaval de Caza y Ataque 2 (Skuadron Serangan Angkatan Laut Kedua) Angkatan Laut Argentina, yang mengoperasikan Super Etendards dari 1981 hingga 2013. Tetapi pesawat memprihatinkan dan digrounded karena kurangnya suku cadang.
Argentina akan menempatkan tiga dari lima Etendards yang dimodernisasi ke layanan setelah mereka melatih kembali para pilotnya. Dua pesawat lainnya akan digunakan untuk memodernisasi Super Etendard yang digrounded.
Argentina memang sedang berusaha meningkatkan kembali kekuatan militernya yang terpuruk. Pembelian peralatan juga akan mencakup pembangunan empat kapal patroli di Argentina, dengan dukungan dari Perancis, Italia dan China. Kapal tersebut saat ini sedang dibangun di galangan Rio Santiago, dan kapal pertama akan dikirim pada awal tahun 2018.
Angkatan Udara juga sedang memperbaiki dan mengupgrade lima C 130 Hercules, dua telah selesai dan tiga lainnya akan datang dalam beberapa bulan ke depan. Perbaikan dilakukan dengan dukungan dari para ahli AS di pabrik pesawat Cordoba.
Super Etendard memiliki sejarah panjang dan satu dari sedikit pesawat berbasis kapal induk yang diproduksi di luar Amerika. Pesawat diproduksi dalam jumlah sedikit, mereka terkenal karena menenggelamkan beberapa kapal perang Inggris pada tahun 1982 dan hampir menengelamkan kapal perang Amerika pada tahun 1984. Pesawat itu adalah Super Etendard.
Pesawat berbobot 12 ton ini adalah versi disesuaikan dari Etendard IV yang memiliki bobot 10 ton dan dimodifikasi untuk beroperasi dari kapal induk. Super Etendard bisa membawa sekitar dua ton senjata dan berbagai senjata lain. Rentang operasional pesawat adalah 850 kilometer.
Etendard IV adalah desain 1960-an dan hanya 90 yang dibangun. Kebanyakan Super Étendards bekerja bersama angkatan laut Perancis dari tahun 1978 hingga 2016. Sebaliknya Etendard IV pensiun pada tahun 1991. Semua super Étendards dibangun antara tahun 1974 dan 1984 dengan jumlah 80 pesawat.
Argentina membeli 14 pesawat ini pada tahun 1979 dan pesawat membawa salah satu rudal anti kapal selam Exocet yang sangat menakutkan. Rudal inilah yang menenggelamkan kapal perusak Inggris dan kapal Tarsis yang dikonversi untuk beroperasi helikopter ketika Perang Faklands.
Prancis meminjamkan lima super Étendards ke Irak selama satu tahun pada tahun 1983 sembaru menunggu kedatangan pesawat lebih modern yang dibeli Irak.
Salah satu Super Étendard Irak mengira kapal Amerika milik Iran dan menyerangnya dengan rudal Exocet hingga kapal itu rusak berat. Empat dari Super Étendard Irak dikembalikan ke Prancis, sementara satu yang lain ditembak jatuh oleh Iran.
Dalam pelayanan di Prancis Super Étendard melihat pertempuran di Lebanon pada tahun 1982, Serbia pada tahun 1999, Libya pada 2011 dan Suriah dan Irak pada tahun 2015. Super Étendards bekerja selama 38 tahun. Tidak buruk untuk sebuah bomber ringan darat yang diproduksi dalam jumlah kecil.
Pesawat berbasis kapal induk Amerika seperti F-14 dan A-6 telah diproduksi dalam jumlah lebih besar dan lebih lama melayani dan juga didukung dengan publisitas tinggi hingga menjadikan pesawat-pesawat itu seolah-olah paling hebat. Padahal di tengah kediamannya, Super Étendards telah bekerja mengesankan. Dia tidak pernah terlihat gagah meski semua misi yang dirancang untuknya bisa dilaksanakan dengan baik.