Sepuluh tahun yang lalu, militer Rusia memulai serangkaian reformasi besar yang dimaksudkan untuk merestrukturisasi, memodernisasi dan melengkapi kekuatan militernya. Dalam tahun-tahun belakangan ini, Rusia telah menampakkan hasil dari upaya itu dan diuji dalam dua konflik, dalam kedua kasus itu berhasil.
Militer Rusia saat ini bukan lagi mengandalkan senjata-senjata Soviet yang kuno. Tetapi jika melihat lebih jauh reformasi militer Rusia tidak merata dan masih ada lubang besar dalam pertahanan negara yang masih belum siap untuk perang besar.
Hal itu terungkap dalam artikel terbaru di Military-Industrial Courier atau dalam bahasa Rusia disingkat VPK, sebuah surat kabar militer yang berpengaruh. Kerentanan ini sangat akut di Distrik Militer Pusat dan Timur Rusia, yang mencakup sebagian besar wilayah negara itu dan membentang dari hutan di timur Moskow, melewati Ural hingga Pasifik – serta sebagian besar perbatasan selatan Rusia.
VPK menyebut Distrik Militer Timur khususnya adalah “museum barang antik”, yang membentang sepanjang 2,7 juta mil persegi termasuk kepulauan Kuril, pulau Sakhalin, dan semenanjung Kamchatka. Wilayah ini masih sangat bergantung pada peralatan lama seperti BMP-1 era 1960-an dan rudal anti-tank Konkurs era 1970-an. Sistem anti-pesawat sangat bergantung pada Shilkas, meriam anti-pesawat yang tidak efektif untuk melawan pesawat terbang tinggi.
Luban besar juga ada di pertahanan udara berbasis darat, yang juga diperbarui jauh lebih lambat daripada di bagian barat negara itu.
“Akan sangat sulit untuk melawan Angkatan Udara] dan Angkatan Laut Amerika serta Jepang, tetapi ini bukan yang [bagian] terburuk,” tambah penulis artikel VPK, Alexander Khramchikhin dari Institut Politik dan Militer yang berbasis di Moskow.
“Jauh lebih sulit untuk bagian-bagian di daratan (dari Danau Baikal ke Vladivostok) untuk memerangi China, yang telah memperbarui kekuatannya secara radikal selama dua dekade terakhir.”
Khramchikhin juga prihatin dengan keadaan cadangan Rusia. Meski Rusia memiliki ribuan tank , hanya 2.700 yang berada dalam kekuatan aktif dan ribuan lainnya di cadangan. Konflik masa depan kemungkinan akan mengunyah kendaraan-kendaraan ini pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Di Timur Ukraina, ratusan tank di kedua belah pihak telah hancur. Di Suriah, jumlah kerugian tank mencapai ribuan.
Untuk Khramchikhin menganjurkan Rusia membeli ribuan tank T-14 Armata, yang memiliki banyak fitur modern termasuk sistem counter-measure aktif yang dirancang untuk menangkal rudal anti-tank. Rusia saat ini hanya berencana memiliki 100 Armata pada 2020.
“Praktik Eropa saat ini membeli peralatan baru dalam jumlah mikroskopis adalah pemborosan uang dalam ketidakberdayaannya,” tulis Khramchikhin. “Perlu membeli banyak, atau tidak membeli apa-apa.”
Kekurangan-kekurangan lain juga di pesawat militer Rusia termasuk pesawat pengisian bahan bakar, pesawat perang elektronik dan pesawat angkut yang harus ditambah untuk menciptakan efek knock-on di seluruh kemampuan militer Rusia untuk berperang.
Sumber: War is Boring