Era dingin menjadi salah satu waktu di mana aktivitas kapal selam baik milik Amerika maupun Uni Soviet sangat tinggi. Salah satu tugas rutin dari kapal selam ini adalah melakukan misi mata-mata ke wilayah lawan.
Pada bulan Mei 1968, sebuah kapal selam serang nuklir milik USS Scorpion Angkatan Laut Amerika Serikat dikirim untuk sebuah misi rahasia memata-matai Angkatan Laut Uni Soviet.
Tetapi setelah misi tiga bulan, kapal tidak juga kembali. Tujuh hari setelah batas akhir kapal selam itu tiba, Angkatan Laut Amerika akhirnya menyadari bahwa USS Scorpion telah tenggelam dalam sebuah kecelakaan misterius yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
USS Scorpion adalah kapal selam serang nuklir Kelas Skipjack. Ini adalah salah satu kapal selam pertama Amerika dengan lambung teardrop-shaped, yang bertentangan dengan lambung blockier kapal selam Perang Dunia II dan keturunan mereka. Kapal ini diluncurkan pada bulan Agustus 1958 dan masuk ke layanan pada Juli 1960.
Skipjacks lebih kecil dibandingkan kapal selam serang nuklir saat ini. Dia hanya memiliki bobot perpindahan 3.075 ton dengan panjang 252 kaki dan lebar 31 kaki. Kapal selam membawa 99 awak termasuk 12 perwira.
Kelas ini menjadi kapal selam pertama yang menggunakan reactor nuklir Westinghouse S5W yang memberi kapal selam kecepatan tertinggi 15 knot saat di permukaan dan 30 knot saat meluncur di bawah permukaan air.
Persenjataan utama untuk kelas Skipjack adalah torpedo homing Mk-37 yang memiliki sonar homing aktif dengan jangkuan 10.000 yard dengan kecepatan 26 knot, dan hulu ledak HBX-3 330 po.
Scorpion baru berumur delapan tahun saat mengalami kecelakaan, relatif baru dengan standar modern. Namun, keluhan dari kru menunjukkan kapal selam ini memiliki sejumlah masalah.
Menurut artikel di US Naval Institute Proceedings yang ditulis pada 1998, Scorpion memiliki 109 sistem perintah yang tidak bekerja selama penyebaran terakhir. Kapal ini memiliki “masalah kronis” dengan hidrolik, sistem pukulan darurat tidak bekerja dan katup air penutup laut darurat belum didesentralisasikan. Pada awal patroli terakhir, 1.500 galon minyak bocor dari menara komando saat meninggalkan Hampton Roads.
Dua bulan sebelum kecelakaan, kapten Scorpion ini, Komodor Francis Atwood Slattery, telah menyusun permintaan untuk dilakukan pekerjaan darurat di lambung, yang ia klaim “dalam keadaan sangat miskin pemeliharaan.”
Dia juga menyatakan kekhawatirannya dengan kebocoran katub yang menyebabkan kapal selam harus dibatasi dalam kedalaman menyelam yakni hanya 300 kaki atau kurang dari setengah dari kemampuan kedalaman yang dicapai Skipjack dalam tes. Banyak yang kemudian memlesetkan USS Scorpion menjadi USS Scrapiron.
Pada tanggal 20 Mei, Komandan kapal selam Armada Atlantik Angkatan Laut AS telah memerintahkan Scorpion untuk mengamati armada Soviet di sekitar Kepulauan Canary. Gugus tugas Soviet, yang terdiri dari kapal selam kelas Echo-II, kapal selam penyelamat, dua kapal survei hidrografi, perusak dan kapal tangker yang dianggap melakukan pengukuran akustik kapal permukaan dan kapal selam NATO.
Pada tanggal 21 Mei Scorpion melalui radio memberitahu posisinya dan memperkirakan kembali ke Norfolk pada 27 Mei. Laporan ini mencatat tidak terjadi masalah apa-apa.
Tetapi pada 28 Mei, Angkatan Laut tahu kapal selam telah telah hancur. Sistem penyelamat bawah air Sosus yang dirancang untuk mendeteksi kapal selam Soviet, telah mendengar ledakan di bawah air. Sisa-sisa Scorpion kemudian ditemukan oleh deep-diving submersibles di kedalaman dua mil dengan puing-puing bertebaran antara dalam radius hingga 3.000 kaki.