Langkah Simbolik Besar, Komando Pasifik AS Berubah Nama Jadi Komando Indo-Pasifik

Langkah Simbolik Besar, Komando Pasifik AS Berubah Nama Jadi Komando Indo-Pasifik

Militer Amerika Serikat, Rabu 30 Mei 2018, mengganti nama Komando Pasifik milik mereka menjadi Komando Indo-Pasifik Amerika. Sebuah langkah simbolik besar yang menegaskan semakin pentingnya India,

Komando Pasifik yang bertanggung jawab atas kegiatan militer AS di wilayah Pasifik, memiliki sekitar 375.000 personel sipil dan militer yang ditugaskan di wilayah tugasnya termasuk India.

“Hubungan dengan sekutu di Samudera Pasifik dan India terbukti penting untuk menjaga stabilitas regional,” kata Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis dalam sambutannya.

“Sebagai pengakuan atas meningkatnya konektivitas antara Samudera Hindia dan Pasifik, hari ini kami mengganti nama Komando Pasifik Amerika menjadi Komando Indo-Pasifik Amerika,” katanya.

Laksamana Philip Davidson mengambil alih kepemimpinan komando dari Laksamana Harry Harris, yang merupakan kandidat Presiden Donald Trump untuk menjadi duta besar Korea Selatan.

Penggantian nama tidak berarti aset tambahan akan dikirim ke wilayah pada saat ini, tetapi lebih mengakui relevansi militer India yang semakin meningkat untuk Amerika.

Pada tahun 2016, Amerika dan India menandatangani perjanjian yang mengatur penggunaan tanah, udara, dan pangkalan angkatan laut masing-masing untuk perbaikan dan pasokan.

Langkah ini merupakan pembangunan hubungan pertahanan saat mereka berusaha melawan maritim China yang semakin meningkat.

Amerika juga ingin memasuki pasar pertahanan India yang besar. Amerika menjadi pemasok senjata nomor dua di India, dengan kesepakatan senilai US$15 miliar dolar AS selama 10 tahun terakhir.

Mattis telah mendorong surat pelepasan tuntutan untuk negara-negara seperti India, setelah Trump menandatangani undang-undang tahun lalu, yang mengatakan bahwa setiap negara yang melakukan perdagangan dengan Rusia pada sektor pertahanan dan intelijen akan menghadapi sanksi.

“Saya pikir India dan hubungan dengan AS adalah potensi peluang paling bersejarah yang kita miliki di abad ke-21 dan saya berniat untuk mengejar itu cukup ketat,” tutur Davidson bulan lalu.

Namun, para ahli mengatakan perubahan nama tidak akan berdampak besar kecuali terkait dengan strategi yang lebih luas.

“Mengganti nama PACOM pada akhirnya adalah tindakan simbolis, yang akan memiliki dampak yang sangat terbatas kecuali AS mengikuti sejumlah inisiatif dan investasi yang signifikan yang mencerminkan bukaan yang lebih luas,” kata Abraham Danish, mantan asisten sekretaris pertahanan untuk Asia Timur pada pemerintahan Presiden Barack Obama.