Tahun 1949, Jet Kelelawar Pertama Terbang, Tapi Tidak Terpikirkan Soal Siluman
YB-49 take off pertama

Tahun 1949, Jet Kelelawar Pertama Terbang, Tapi Tidak Terpikirkan Soal Siluman

Saat ini kita cenderung mengaitkan desain pesawat sayap terbang yang mirip kelelawar dengan teknologi siluman seperti bomber B-2 dan B-21 yang sedang dibangun. Tapi sayap terbang yang menggunakan mesin jet pertama di dunia muncul 70 tahun yang lalu.

Hanya saja kala itu pesawat diterbangkan dengan tidak berpikir soal teknologi siluman. Desain ini dibangun untuk menaklukkan masalah drag.

Prototipe pembom “Flying Wing” Northrop YB-49 melakukan tes penerbangan dengan Angkatan Udara selama beberapa tahun sebelum kecelakaan fatal dan masalah dasar dengan pesawat menyebabkan program ini dibatalkan pada tahun 1949.

Sebuah film dokumenter dari akhir 1940-an menunjukkan optimisme di sekitar desain baru ini terutama untuk perusahaan penerbangan Northrop.

Video ini cukup menarik karena tidak pernah menyebutkan siluman atau deteksi radar rendah pada YB-49. Itu karena tujuan desain sayap terbang ini adalah untuk mengurangi hambatan dan meningkatkan efisiensi terbang pembom, meningkatkan kecepatan dan jangkauan.

Menurut narasi video, desain sayap terbang bisa mengangkut payload 25 persen lebih jauh atau lebih cepat daripada desain konvensional.

Pada saat itu, sedikit yang diketahui tentang prinsip-prinsip siluman yaitu, membangun pesawat yang bisa mengurangi radar cross sections.

https://www.youtube.com/watch?time_continue=14&v=KCV-DJHnVoE

Meskipun Northrop menemukan YB-49 lebih sulit dilihat di radar tetapi belum tahu kenapa hal itu bisa terjadi.  Baru 30 tahun kemudian pesawat dirancang secara khusus dengan pemikiran siluman.

Demonstran teknologi Have Blue yang dibangun Lockheed, yang pada akhirnya akan mengarah ke F-117A Stealth Fighter.

Salah satu poin kunci yang dibuat oleh dokumenter adalah bahwa para insinyur Northrop menyadari bahwa pesawat konvensional biasanya memusatkan muatan mereka di dalam pesawat, yang mengakibatkan kebutuhan untuk memperkuat badan pesawat dan sayap.

Sayap terbang, di sisi lain, akan mendistribusikan beban di antara beberapa ruang kargo, menghilangkan kebutuhan akan penguatan.

Ironisnya, distribusi muatan itulah yang menghancurkan YB-49 sebagai pembom.  YB-49 tidak bisa membawa bom individu yang beratnya lebih dari 4.000 lbs. Sementara bom nuklir utama pada saat itu, Mark III, membebani 10.300 pon. Ini mendiskualifikasi YB-49 untuk misi nuklir, yang malah pergi ke Boeing B-47 yang dirancang secara konvensional.

Hari ini, tradisi sayap terbang berlanjut ketika Northrop (sekarang Northrop Grumman) bekerja membangun pembom berat masa depan Angkatan Udara Amerika yang dikenal B-21 Raider yang diperkirakan akan memasuki layanan pada pertengahan 2020-an