Agen Senjata NATO Berusaha Beli Ribuan Senjata dari Rusia
T-72

Agen Senjata NATO Berusaha Beli Ribuan Senjata dari Rusia

Dokumen-dokumen yang bocor menunjukkan agen senjata NATO telah mengajukan permintaan untuk bisa membeli ribuan senjata, termasuk ratusan tank.

Namun pembelian dilakukan atas nama Irak dan akan digunakan oleh negara tersebut. Dokumen-dokumen, termasuk surat minat (LoI) dari International Armour – dealer senjata berlisensi NATO di Yunani – bocor ke Sputnik Selasa 15 Mei 2018.

International Armour  mengoperasikan kantor di Inggris, Serbia dan Siprus, dan berusaha membeli berbagai persenjataan Rusia.

Beberapa senjata yang akan dibeli termasuk 50.000 senapan serbu AK-47, 5.000 senjata sniper SVD, 200 tank T-72 , dan 50 rudal anti tank 9M133 Cornet. Keinginan itu disampaikan pada kuartal kedua 2015.

Rincian dalam dokumen yang mengikat pengusaha dan perusahaannya dengan perjanjian pengadaan dirahasiakan atas permintaan International Armor.

Dokumen lain, di mana pemerintah Irak menugaskan International Armor untuk memperoleh daftar senjata Rusia yang disebutkan di atas atas namanya, juga bocor ke Sputnik pada hari Selasa melalui seorang pengusaha.

Pengusaha itu menambahkan bahwa minat kuat Baghdad pada persenjataan Rusia menggarisbawahi kekuatan industri pertahanan Rusia dan keunggulan senjata Rusia dan era Soviet dibandingkan NATO terutama harganya yang lebih murah.

Berbicara mengenai kondisi anonimitas, pengusaha mengatakan adalah normal kontraktor pertahanan yang tidak memiliki akses ke Rosoboronexport – eksportir peralatan militer Rusia untuk mendekatinya dengan akses ke industri pertahanan Rusia.

Namun dia menggambarkan besarnya jumlah persenjataan Rusia yang akan dibeli oleh dealer senjata NATO sebagai hal yang “tidak biasa” dan menyarankan mungkin ada motif yang lebih menyeramkan di balik upaya pengadaan senjata Rusia. Namun dia tidak merinci lebih jauh.

Juli lalu, Moskow menegaskan bahwa mereka telah menerima pesanan dari Irak untuk sejumlah tank T-90 yang tidak ditentukan jumlahnya.

Baghdad diyakini telah memilih untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan tank T-90 Rusia daripada tank M1 Abrams buatan Amerika karena harga per unit T-90 yang lebih murah, dan perselisihan dengan Washington mengenai keberadaan tank M1 Abrams yang sempat digunakan Popular Mobilization Units (PMU) Irak – kelompok milisi yang didukung Iran.

Tidak jelas apakah International Armour memiliki keterlibatan dalam akuisisi tank T-90 baru-baru ini dari Rusia.