Putin Potong Besar-Besaran Anggaran Militer Demi Program Barunya

Putin Potong Besar-Besaran Anggaran Militer Demi Program Barunya

 

Pasukan nuklir strategis Rusia, yang mewakili garis pertahanan pertama negara itu, kemungkinan akan paling sedikit mengalami pengurangan. Bagaimanapun kekuatan ini sangat penting untuk melawan Amerika.

Hampir dua bulan yang lalu, Putin meluncurkan sebuah koleksi senjata baru yang dirancang untuk mengalahkan atau menghindari sistem anti-rudal.

Tetapi pada saat yang sama berbagai senjata konvensional baru yang direncanakan, dan bahkan beberapa yang strategis, telah ditunda atau dikurangi.

Upaya untuk mengganti senjata tua era Soviet telah dilakukan Rusia sejak perang singkat di Georgia.

Hal ini dimulai dengan restrukturisasi besar-besaran angkatan bersenjata untuk menciptakan unit yang lebih ramping, lebih mobile, dan profesional, dan diikuti oleh program pengadaan 10 tahun untuk memodernisasi senjata mereka.

Di antara proyek-proyek yang telah mengalami pengurangan besar adalah pejuang siluman Su-57 Rusia di mana pembelian telah dipangkas besar-besaran.

Program lain yang melihat pengurangan produksi besar adalah tank tempur T-14 Armata  dan mempertahankan tank T-90 yang lebih tua sebagai tulang punggung kekuatan mereka.

Menurut Viktor Litovkin, redaktur militer untuk kantor berita resmi ITAR-Tass, tidak ada ide yang lebih eksotis yang dibicarakan oleh para petinggi militer dalam beberapa tahun terakhir, seperti membangun kapal induk raksasa ala Amerika.

“Akan ada pembelian minimal peralatan baru dalam periode mendatang,” katanya. “Kuncinya adalah menguasai teknologi dan memulai produksi [persenjataan baru], bukan untuk melengkapi persenjataan. Gagasan utamanya adalah memiliki alat-alat yang ‘diperlukan dan cukup’ untuk melakukan tugas-tugas yang dibebankan.”

Analis mengatakan mungkin ada dimensi lain untuk fokus baru Putin pada pembangunan domestic yakni upaya baru untuk memperbaiki pagar dengan Barat.

“Tidak ada keraguan bahwa Putin menginginkan hubungan yang lebih baik. Penasihat liberalnya mengatakan kepadanya bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi membutuhkan pengurangan sanksi dan akses yang lebih baik ke keuangan dan teknologi Barat,” kata Alexei Mukhin, kepala Center for Political Information.