Pentagon Minta Dispensasi Sekutunya (Termasuk Indonesia) Bisa Beli Senjata Rusia
S-400 / TASS

Pentagon Minta Dispensasi Sekutunya (Termasuk Indonesia) Bisa Beli Senjata Rusia

Menteri Pertahanan Jim Mattis meminta disepensasi kepada Kongres Amerika agar negara-negara sekutunya tetap diperbolehkan membeli senjata dari Rusia tanpa harus diberi sanksi.

Langkah itu bisa termasuk memberi izin Turki dan India pembelian sistem pertahanan anti udara S-400 yang canggih. Selain itu Indonesia juga bisa tetap membeli jet tempur Rusia.

Pada sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat, Mattis mengatakan dispensasi serta pengecualian keamanan nasional harus dilakukan  terkait Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) demi kepentingan jangka panjang AS.

“Ada negara-negara di dunia yang mencoba untuk berpaling dari senjata dan sistem yang sebelumnya bersumber dari Rusia,” katanya sebagaimana dilaporkan Military.Com Kamis 27 April 2018.

Namun negara-negara tersebut, menurut Matis, saat ini perlu menjaga jalur pasokan Moskow terbuka untuk mengisi kembali sistem tua mereka.

“Kita perlu melihat India, Vietnam dan beberapa orang lain untuk mengakui bahwa pada akhirnya kita akan menghukum diri kita sendiri di masa depan jika memberlakukan dengan ketat CAATSA kepada mereka,” kata Mattis.

Mattis juga secara khusus menunjuk Indonesia yang semakin penting bagi strategi keseluruhan Pemerintahan Trump di Asia Tenggara.

“Indonesia, misalnya, berada dalam situasi yang sama – mencoba beralih ke lebih banyak pesawat kami, sistem kami, tetapi mereka harus melakukan sesuatu untuk mempertahankan senjata militer lama mereka,” kata Mattis.

CAATSA disahkan oleh Kongres tahun lalu untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Crimea, dukungan separatis di Ukraina, dan keterlibatan di Suriah. Presiden Donald Trump dengan enggan menandatangani RUU Agustus lalu.

Mattis meminta Kongres untuk memasukkan “pengecualian keamanan nasional” dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk fiskal 2019 tetapi mengakui bahwa penjualan sistem S-400 Rusia menyebabkan banyak kekhawatiran.

Amerika dan sekutu NATO telah memperingatkan Turki bahwa S-400 tidak kompatibel dengan sistem NATO lainnya, tetapi Presiden Turki Recep Erdogan telah menekan kesepakatan itu.

Pekan lalu, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Wess Mitchell mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri bahwa Turki mempertaruhkan sanksi di bawah CAATSA dan menambahkan bahwa mereka juga bisa dilarang membeli F-35 Joint Strike Fighter.

India juga berada di tahap akhir dari potensi kontrak senilai US$ 5 miliar untuk mendapatkan S-400, yang dijuluki Sa-21 Growler oleh NATO. India mulai tawar-menawar dengan Rusia pada penjualan S-400 setelah China juga menandatangani pembelian sistem S-400.