Angkatan Udara Amerika sedang menyelidiki apa yang menyebabkan dua jet tempur F-22 Raptor dari Pangkalan Bersama Elmendorf-Richardson, Alaska mengalami kecelakaan dalam delapan hari terakhir.
F-22 dari Skuadron Tempur ke-90, Wing ke-3, mengalami kerusakan mesin pada 6 April selama penerbangan pelatihan rutin di Tyndall Air Force Base, Florida, beberapa hari sebelum F-22 yang lain tersungkur di Naval Air Station Fallon, Nevada.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa F-22 Wing Grup 3, yang ditugaskan ke Skadron Tempur ke-90, baru-baru ini mengalami kegagalan mesin saat beroperasi di luar Tyndall. Pesawat itu dapat mendarat dengan selamat,” kata Letnan Brigitte Brantley, seorang petugas urusan publik 673 Air Base Wing sebagaimana dikutip Military Times Senin 23 April 2018.
Brantley mengatakan pilot yang mengalami kecelakaan di Tyndall tidak terluka dan mampu mendaratkan pesawat tempur siluman bermesin ganda “tanpa insiden lebih lanjut. Pesawat juga tidak mengalami kerusakan lain saat mendarat.
“Pesawat itu berpartisipasi dalam pelatihan yang dijadwalkan secara rutin di Tyndall, melakukan manuver pelatihan khusus ketika kegagalan itu terjadi,” katanya.
Beberapa hari setelah kegagalan mesin itu, pesawat tempur generasi kelima lainnya meluncur di landasan pacu 13 April setelah lepas landas di NAS Fallon. F-22 tersebut juga dilaporkan mengalami masalah mesin sesaat setelah menaikkan roda pendaratan saat hendak lepas landas.
Belum dipastikan apakah dua kecelakaan tersebut saling terkait. “Masing-masing kecelakaan pesawat sedang diselidiki, dan belum ada kesimpulan yang dibuat saat ini,” katanya.
Insiden terus meningkat ketika Angkatan Udara mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk meneliti bahaya penerbangan. Layanan baru-baru ini meluncurkan penyelidikan terhadap peningkatan kecelakaan “Kelas C” untuk memahami apakah insiden kecil menyebabkan kecelakaan fatal.
“Kami telah meminta para profesional keselamatan kami menggali ke dalamnya, dan melihat apakah ada kecenderungan nyata yang kami miliki dalam kecelakaan Kelas C kami,” kata Wakil Kepala Staf Jenderal Stephen “Seve” Wilson sebagaimana dilaporkan Military Times.
Insiden terbaru menggarisbawahi peningkatan kecelakaan yang terus dialami pesawat USAF. Laporan terkini dari Military Times menemukan bahwa kecelakaan penerbangan militer telah meningkat secara signifikan selama lima tahun terakhir di semua layanan.