
Pada tahun 1990, Saddam Hussein menyerbu Kuwait, dan Tornado dipekerjakan dalam pertempuran untuk pertama kalinya.
Tornado yang telah berubah menjadi pesawat serang tingkat rendah memiliki kemampuan presisi dengan senjata dipandu, sementara kemampuan pengintaian dan pengawasan juga telah ditingkatkan. Sejak itu, Tornado telah digunakan dalam konflik di bekas Yugoslavia, Irak, Libya, Afghanistan, Yaman, dan di Suriah. Jet tempur ini juga terlibat dalam serangan terakhir terhadap Suriah yang dilakukan Amerika, Inggris dan Prancis pada 14 April 2018 lalu.
Sebanyak tiga versi dari Tornado dikembangkan. Pesawat terakhir yang diproduksi meninggalkan pabrik pada 1998 menjadikan total produksi pesawat menjadi 992 Tornado.
Sampai hari ini, Tornado telah digunakan secara konstan oleh angkatan udara Jerman, Italia, dan Inggris. Tornado juga masih digunakan oleh Royal Saudi Air Force, yang merupakan satu-satunya operator ekspor Tornado di luar tiga negara pengembang.
Dari 992 pesawat yang diproduksi, lebih dari 300 Tornado masih dalam pelayanan hari ini. Ini tentu pretasi yang cukup baik mengingat sudah 40 tahun pesawat itu terbang.
Selain itu Tornado masih sejajar dengan pesawat-pesawat yang lebih baru bahkan menjadi pilihan utama untuk misi tempur.
Persyaratan asli untuk Tornado adalah pesawat ini akan mampu melayani hingga 4.000 jam terbang. Dengan perkiraan 200 jam per tahun. Itu berarti umur Tornado sebenarnya hanya dirancang untuk 20 tahun pelayanan.
Namun, saat pesawat tetap kompetitif di kelasnya dan banyak digunakan, hingga kemudian diputuskan untuk memperpanjang masa operasinya menjadi 8.000 jam atau dua kali lipat. Dan tampaknya itu akan ditambah lagi.
Melihat peta saat ini, sangat mungkin bahwa peran Tornado akan terus terbang hingga tahun 2030-an, mungkin total akan sampai 2040. Pada saat itu, pesawat sudah 70 tahun bekerja. Akhirnya pesawat akan diganti oleh generasi baru yang saat ini sedang dipertimbangkan untuk dikembangkan di Eropa