Pro dan kontra tentang efek serangan Amerika, Inggris dan Prancis ke Suriah pada 14 April 2018 terus diperdebatkan. Masing-masing pihak memiliki klaim sendiri-sendiri.
Tiga negara yang menyerang mengklaim serangan mengakibatkan kerusakan besar yang menjadikan kemampuan Suriah untuk membuat dan mengirimkan senjata kimia telah lumpuh atau setidaknya berkurang jauh.
Sementara pihak Suriah dan Rusia mengatakan serangan tidak berefek besar. Bahkan laporan New York Times mengutip laporan intelijen militer yang dikeluarkan kurang dari tiga hari setelah serangan itu, mengatakan Damaskus telah mengatur kembali produksi gas sarin.
Menurut seorang analis intelijen Amerika yang telah melihat dokumen itu dan menggambarkannya ke The New York Times dengan kondisi anonimitas mengatakan Presiden Suriah diperkirakan akan terus meneliti dan mengembangkan senjata kimia untuk penggunaan potensial di masa depan
“Mereka mempertahankan kemampuan sisa” untuk memproduksi senjata kimia,
Letnan Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr Direktur Staf Gabungan, mengatakan pada Kamis 19 April 2018 senjata kimia Suriah menyebar ke seluruh negeri. “Mereka masih memiliki kemampuan untuk melakukan serangan; Saya tidak akan mengesampingkannya, ”kata Jenderal McKenzie.
Lantas seberapa parah sebenarnya kerusakan akibat serangan tersebut? Berikut gambar-gambarnya:
Foto-foto dan video ini menggambarkan kehancuran Scientific Research Centre di Damaskus




https://www.youtube.com/watch?v=KwrETbBQ1DM

