Presiden Amerika Donald Trump mengancam akan menyerang Suriah sebagai pembalasan terhadap serangan kimia yang dituduhkan pada pemerintah Suriah. Namun Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tindakan tersebut harus dipertimbangkan untuk mengatasi krisis di Suriah dan mereka tidak akan olit menyerang Tentara Suriah atau pasukan pemerintah lainnya.
Dia mengatakan bahwa “penting untuk menunjukkan persatuan di Suriah” dan memperingatkan bahwa memang jelas pemerintah Suriah belum menghancurkan seluruh persediaan senjata kimia, seperti yang disetujui pada 2013.
“Jerman tidak akan mengambil bagian dalam aksi militer yang mungkin terjadi. Saya ingin menegaskan lagi bahwa tidak ada keputusan untuk bergabung, tetapi kami melihat, dan mendukung bahwa segala sesuatu dilakukan untuk mengirim sinyal bahwa penggunaan senjata kimia ini tidak dapat diterima,” kata Merkel Kamis 12 April 2018.
Kekhawatiran akan serangan Amerika terhadap Suriah yang memicu setelah Trump mengatakan rudal “pintar” mereka akan ditembakkan ke negara itu sebagai tanggapan terhadap dugaan serangan kimia di kota Douma akhir pekan.
Amerika juga menunjukkan sejumlah persiapan dengan mengirimkan berbagai aset militer terbaru termasuk kelompok tempur kapal induk USS Truman yang tengah bergerak ke Timur Tengah.
Inggris juga ikut menggerakkan kapal selam mereka dalam garis serang untuk menghantam target di Suraih dengan rudal mereka.
Keengganan Jerman untuk mengambil bagian dalam kampanye ini bisa jadi merupakan pukulan bagi rencana Trump untuk meluncurkan upaya perang bersama melawan Damaskus. Inggris dan Prancis telah muncul sebagai kandidat yang paling mungkin untuk koalisi militer anti-Assad dengan Amerika.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku memiliki bukti Assad terlibat dalam serangan kimia akhir pekan lalu, tetapi belum mengumumkan rencana untuk menyerang Suriah.