Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, MiG-29 Fulcrum dan F / A-18 Hornet memiliki banyak kesempatan untuk saling berhadapan.
Ketegangan Perang Dingin yang bisa sewaktu-waktu meledak adalah wilayah yang memungkinkan dua jet tempur ini bertemu. Selama Desert Storm peluang itu juga ada. Kesempatan untuk berbenturan juga terjadi dalam Perang Balkan.
Bahkan saat ini, kapal induk Amerika mengoperasikan Hornets sementara beberapa musuh potensial seperti Suriah, Iran, dan Korea Utara memiliki Fulcrum.
Jadi bagaimana jika keduanya benar-benar berbenturan di udara?
Mari kita mulai ini dengan melihat F / A-18 Hornet. Menurut sejarawan penerbangan Joe Baugher, Angkatan Laut sedang mencari pesawat untuk menggantikan F-4 Phantom dan A-7 Corsair dalam layanan Angkatan Laut dan Korps Marinir.
Akibatnya, mereka mendapat pesawat yang sangat serbaguna – yang dapat membantu melindungi kapal induk dari serangan pembom Backfire Rusia, namun masih mampu untuk melakukan misi serangan darat.
F / A-18 Hornet awal memiliki kecepatan tertinggi 1.190 mil per jam, kisaran 1.243 mil, dan dipersenjatai dengan meriam M61 Vulcan serta berbagai macam senjata dari udara ke darat.
Selain itu, Hornets biasanya dipersenjatai dengan rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder, AIM-7 Sparrow, dan AIM-120 AMRAAM. Hornet adalah pesawat yang sangat serbaguna yang telah melihat medan perang di seluruh dunia, dari Libya hingga perang ISIS.

MiG-29 Fulcrum, di sisi lain, adalah salah satu dari dua pesawat yang dirancang Uni Soviet untuk melawan pesawat NATO untuk mengendalikan udara.
Fulcrum memasuki layanan pada tahun 1982 dan dimaksudkan untuk melengkapi Su-27 Flanker. Pesawat ini mendapatkan sedikit ketenaran dengan memainkan peran penting dalam film zRed Storm Rising” dan “Flight of the Old Dog”.
MiG-29 memiliki kecepatan tertinggi 1,519 mil per jam, tetapi kisaran saat membawa beban penuh lebih rendah dari 889 mil. Pesawat memiliki meriam 30mm, dan membawa rudal udara ke udara AA-10 Alamo dan AA-11 Archer. Seiring waktu, Fulcrum telah berevolusi untuk membawa senjata dari udara ke darat, termasuk bom dan rudal.
Jadi, pesawat mana yang akan menang dalam pertempuran kedua jet tempur ini? Kecepatan Fulcrum dan kekuatan dari Archer AA-11 akan memberikan keuntungan dalam pertempuran jarak dekat.
Masalahnya Hornet memberikan pilotnya kesadaran situasional karena dibantu kontrol hands on throttle-and-stick (HOTAS) dan avionik canggih. Dalam duel mematikan di mana setiap kesalahan bisa berakibat fatal, persiapan adalah kunci.
Seperti biasa, kesimpulannya adalah bahwa dalam pertempuran udara, pesawat tidak selalu menentukan, tetapi pilot memegang peran penting, dan tentu saja keberuntungan.