Perang Dunia secara dramatis telah meningkatkan laju kemajuan teknologi dan memunculkan bentuk awal komunikasi cepat, seperti radio dan telepon.
Tetapi radio dengan mudah dicegat dan kabel telepon jelas bagi musuh. Merpati, di sisi lain, memiliki keberhasilan yang mengejutkan yakni 95 persen dan dapat membawa pesan lebih panjang daripada yang dikirim melalui telegraf.
Komunikasi antara regu dan batalion biasanya disampaikan oleh seorang pelari – sebuah pasukan yang bergerak melintasi medan perang membawa pesan.
Untuk komunikasi tingkat yang lebih tinggi, pasukan sinyal akan menulis pesan pada potongan-potongan kertas kecil yang kemudian akan digulung dan ditempelkan pada merpati. Merpati memiliki magnetoreceptors alami dan naluri untuk pulang ke rumah, keduanya bisa digunakan untuk mengirim pesan.
Burung-burung ini dapat melakukan perjalanan jarak jauh dalam waktu yang relatif singkat. Princess the Pigeon, misalnya, bisa melakukan penerbangan sejauh 500 mil selama Perang Dunia II ketika ia membawa informasi penting tentang pasukan Inggris yang bertempur di Kreta ke RAF di Alexandria, Mesir.
Merpati tidak hanya dikirim sebagai kurir. Pada awal Perang Dunia I, para inovator memasang kamera ke burung-burung yang kemudian akan terbang di sekitar medan perang dan kamera secara otomatis mengambil gambar.
Kisah merpati perang yang paling terkenal adalah Cher Ami (bahasa Prancis yang berarti ‘sahabat’). Pada 3 Oktober 1918, di tengah Perang Dunia I sebanyak 195 pasukan Amerika terperangkap di belakang garis musuh. Posisi mereka dikepung di setiap sisi oleh pasukan Jerman.
Situasi semakin buruk karena artileri Amerika justru mulai menghujani posisinya. Mayor Whittlesey kemudian mengirimkan pesan melalui Cher Ami ke pasukan Amerika yang menyerangnya.
Pesan itu berbunyi, “Kami di sepanjang jalan sejajar dengan 276,4. Arteri kami sendiri menjatuhkan tembakan langsung ke arah kami. Demi Tuhan, hentikan.”
Sialnya Cher Ami ditemukan oleh Jerman dan ditembak jatuh. Hebatnya, meski mengalami luka, ia berhasil terbang lagi dan menyelesaikan perjalanan 25 mil hanya dalam 25 menit.
Burung ini mengalami luka parah karena bagian dadanya terkena peluru, satu matanya buta dan hampir kehilangan kaki di mana pesan penting itu ditempelkan. Tetapi dengan perjuangan berat dia akhirnya bisa menyampaikan pesan dan 195 prajurit Amerika selamat.
Cher Ami kemudian diobati dan dikirim pulang ke Amerika oleh Jenderal “Black Jack” Pershing sendiri.