Seorang pembantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ilnur Cevik, mengakui bahwa operasi militer mereka di wilayah Suriah tidak akan mungkin bisa terlaksana tanpa kerja sama Rusia.
Selama wawancara dengan CNN Turk, Ilnur Cevik mengatakan bahwa operasi militer Turki yang dijuluki Euphrates Shield dan Olive Branch di wilayah Suriah dilakukan dengan dukungan dari Rusia.
“Baru-baru ini, Rusia menunjukkan efektivitas tinggi dari tindakannya, menunjukkan sisi yang paling terang. Operasi Euphrates Shield dan Olive Branch dilakukan berkat dukungan Rusia. Jika Rusia tidak membuka wilayah udara, kita tidak hanya tidak bisa masuk ke Afrin dan Al-Bab, kita bahkan tidak akan bisa melepaskan drone, ” katanya.
Pada Januari 2018, Ankara, bersama dengan pasukan Tentara Pembebasan Suriah, meluncurkan Operasi Olive Branch untuk “membersihkan” perbatasan Suriah Turki dari ancaman teroris.
Operasi itu dilakukan untuk menggempur posisi Partai Uni Demokratik pimpinan Kurdi di Suriah (PYD), unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), dan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang mengepung kota Afrin.
Turki menganggap PYD dan YPG terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang masuk dalam daftar teroris mereka.
Kampanye militer lainnya, yang dijuluki Euphrates Shield atau Perisai Efrat yang merupakan operasi lintas batas pada 2016-2017 oleh militer
Pasukan Turki dan kelompok oposisi sekutu berperang melawan ISIS, serta Angkatan Pertahanan Suriah yang didominasi Kurdi. Pada 29 Maret 2017, pejabat militer Turki mengumumkan bahwa Operasi Euphrates Shield berhasil diselesaikan.