Sebuah laporan Kementerian Pertahanan Jerman menungkapkan kemungkinan jet tempur Tornado milik mereka tidak cocok untuk misi NATO.
Dalam laporan yang dilihat Reuters itu menyebutkan Tornado akan menghadapi masalah komunikasi yang tidak lagi sesuai dengan apa yang digunakan aliansi Atlantik Utara tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa sejauh ini, belum mungkin untuk membangun perangkat enkripsi untuk transfer data yang aman ke jet, yang memasuki layanan pada tahun 1970-an.
Perangkat komunikasi Tornado saat ini juga tidak memenuhi standar yang berarti ada risiko bahwa informasi dapat disadap.
“Ini bisa dalam kasus terburuk berarti bahwa permintaan untuk sistem komunikasi terenkripsi untuk sistem senjata Tornado tidak dapat dicapai. Itu berarti sistem senjata Tornado mungkin tidak cocok untuk mengambil bagian dalam misi NATO, ” kata laporan yang dikutip Reuters Sabtu 31 Maret 2018 itu.
Namun seorang juru bicara Angkatan Udara Jerman mengatakan 10 jet Tornado yang bergabung dalam NATO Response Force memenuhi persyaratan saat ini, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Laporan ini pertama kali dikutip oleh majalah Jerman, Spiegel.
Jerman ingin memulai secara bertahap menyingkirkan Tornado pada 2025 dan Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa Eurofighter Typhoon menjadi kandidat utama untuk menggantikannya. Sejumlah jet tempur lain dipertimbangkan seperti F-35, F-15 dan F/A-18 yang dibuat Amerika Serikat.
Dalam laporan tahunan yang dirilis pada bulan Februari mengatakan militer Jerman harus bergerak lebih cepat untuk mengatasi kesenjangan dalam personil dan peralatan.