Setidaknya tujuh orang Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka oleh pasukan keamanan Israel saat demonstrasi di sepanjang perbatasan Israel-Gaza Jumat 30 Maret 2018. Aksi ini menjadi demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang digelar Palestina.
Pejabat medis Gaza mengatakan salah satu korban tewas berusia 16 tahun dan sebagian besar korban mengalami luka tembakan.
Petugas medis Palestina memperkirakan jumlah korban luka hingga sore hari mencapai tidak kurang dari 500 orang.
Aksi demonstrasi diikuti puluhan ribu orang termasuk anak-anak. Mereka berkumpul di beberapa titik beberapa ratus meter (meter) dari pagar perbatasan timur Kota Gaza. Ratusan pemuda Palestina mengabaikan seruan untuk menjauh hingga akhirnya bentrok pun tidak bisa dihindarkan.
Kepala militer Israel mengatakan bahwa lebih dari 100 penembak jitu telah dikerahkan di sepanjang perbatasan Gaza untuk mengantisipasi kerusuhan.
Kendaraan berat juga digerakkan untuk menghalau demonstran selain juga memasang kawat berduri untuk menahan laju massa.
Demonstrasinini menandai ‘Land Day’ atau ‘Hari Tanah’ peringatan Palestina tahunan kematian enam warga Arab Israel yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel selama demonstrasi terkait penyitaan tanah pemerintah di Israel utara pada tahun 1976. Secara kebetulan peringatan bersamaan dengan dimulainya peringatan Paskah kaum Yahudi dan Jumat Agung kaum Kristiani. Pada hari-hari semacam ini militer Israel memang selalu siaga tinggi.
Para demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diperbolehkan hak untuk kembali ke kota-kota dan desa-desa yang keluarga mereka melarikan diri atau diusir ketika negara Israel didirikan pada tahun 1948.
Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan ribuan petugas akan dikerahkan, termasuk “unit patroli khusus” di semua kota.