Ada beberapa alasan bahwa Angkatan Laut Jepang menemukan dirinya dalam masalah ketika bertempur melawan Amerika di Perang Dunia II. Salah satunya adalah F6F Hellcat, yang terbukti memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada Mitsubishi A6M Zero. Tetapi memiliki Hellcat saja tidak cukup.
Kunci nyata untuk kemenangan luar biasa Amerika di atas Laut Filipina adalah seberapa baik seorang pilot dapat mengoperasikan pesawat mereka. Selama Pertempuran Laut Koral, Stanley Vejtasa menghancurkan tiga Zero saat terbang dengan pembom tukik Douglas SBD Dauntless.
Kemudian pada tahun 1942, Vejtasa mencetak tujuh kill dalam satu hari selama Pertempuran Kepulauan Santa Cruz saat menerbangkan F4F Wildcat. Vejtasa kembali ke pertempuran dengan membukukan kemenangan 10,5 saat menerbangkan Hellcat.

Kombinasi dari F6F Hellcat yang ramah pengguna dan pilot yang terampil menjadikan pesawat tempur ini sebagai senjata yang luar biasa. Pesawat ini mencetak kill 5.165 selama Perang Dunia II. David McCampbell mencetak 34 kemenangan dan menjadi pilot ace Angkatan Laut terkemuka.
Salah satu alasan Hellcat mengumpulkan total kemenangan yang sangat tinggi adalah bahwa pesawat sebelumnya yakni Vought F4U Corsair, sulit untuk terbang hingga mendapatkan julukan “Ensign Eliminator.”
Sebaliknya, Hellcat adalah pesawat yang relatif sederhana untuk mendarat dan terbang dari kapal induk. Akibatnya, Corsair kemudian sebagian besar terdegradasi ke pangkalan darat.
Pesawat perang klasik yang memenangkan kendali atas langit di Pasifik pada masa lalu ini sekarang hampir tidak terlihat di langit. Tercatat hanya 11 F6F yang masih terdaftar di FAA.
Pelajari apa yang diperlukan untuk menerbangkan Zero-killer legendaris ini dalam video di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=kXBN9kxwHdQ