10 Pertempuran Laut Terbesar dan Terpenting dalam Sejarah Modern

10 Pertempuran Laut Terbesar dan Terpenting dalam Sejarah Modern

Sebuah lukisan yang menunjukkan kapal Jerman tenggelam saat Pertempuran Falklands.

Pertempuran Kepulauan Falkland, 8 Desember 1914

Sebulan setelah kemenangan von Spee di Coronel, Angkatan Laut Inggris membalas dendam. Angkatan Laut Inggris mengirim bala bantuan di wilayah tersebut. Mereka memiliki – pangkalan angkatan laut di Kepulauan Falklands, sebuah koloni Inggris kecil.

Wakil Laksamana Sir Frederick Doveton Sturdee, Kepala Staf Perang di Angkatan Laut, mengambil alih komando pasukan dengan kekuatan tujuh kapal tersebut.

Von Spee, tidak memperkirakan ada perlawanan besar di Falklands. Dia memutuskan untuk menyerang pangkalan angkatan laut tersebut. Skuadronnya hampir hancur dalam pertempuran berikutnya – empat kapal penjelajah tenggelam, dan dua ditangkap dan ditenggelamkan.

Hampir 2.000 pelaut Jerman terbunuh, termasuk von Spee dan kedua putranya. Mereka yang selamat ditawan. Korban Inggris sekitar 10 orang tewas, dan 14 lainnya cedera.

Von Spee telah hidup sesuai dengan kata-katanya: “Saya tidak dapat mencapai Jerman. Kami tidak memiliki pelabuhan lain yang benar-benar aman. Saya harus berjuang melewati lautan di dunia dan melakukan kerusakan sebanyak mungkin, sampai amunisi saya habis, atau musuh jauh lebih unggul dalam kekuatan berhasil menangkap saya. Tapi akan membunuh orang-orang malang sebelum mereka mengalahkan saya. ”

Penghancuran battlecruiser HMS Queen Mary pada Pertempuran Jutland/Wikipedia

Pertempuran Jutlandia 31 Mei – 1 Juni 1916.

Pertempuran Jutland adalah pertempuran angkatan laut terbesar Perang Dunia I, dan salah satu yang terbesar dalam sejarah. Inggris menurunkan kapal-kapal perang terbaikna yang dikenal sebagai Grand Armada. Mereka berhadapan dengan kapal-kapal terbaik Jerman, yang dikenal sebagai Armada High Sea.

Pertempuran tersebut melibatkan lebih dari 250 kapal dan 100.000 personel. Jumlah yang besar itu karena usaha Jerman untuk memecahkan blokade angkatan lautnya oleh Sekutu, yang membuat hampir tidak mungkin Jerman menjalankan kapal permukaannya melewati Denmark.

Pertempuran berlangsung lebih dari 36 jam, dan secara teknis merupakan jalan buntu. Korban Inggris jauh lebih tinggi dari Jerman yakni 14 kapal hancur, lebih dari 6.000 orang terbunuh, dan lebih dari 600 lainnya cedera.  Sementara Jerman kehilangan 9 kapal, lebih dari 2.500 orang, dan sekitar 500 orang terluka.

Karena korban Inggris yang lebih tinggi, Jerman mengklaim kemenangan. Kaiser Wilhelm II memberi tahu para pelaut Armada High Sea saat mereka kembali bahwa “orang Inggris dihajar. Anda telah memulai sebuah babak baru dalam sejarah dunia.”

Tapi Armada Jerman tidak lagi layak untuk dipertahankan sementara dan Royal Navy masih berada dalam posisi yang lebih baik secara keseluruhan. Jerman gagal memecahkan blokade, dan kapal-kapal permukaannya terpaksa tinggal di pelabuhan Jerman.

“Kehilangan armada bagi kami sangat parah. Pada tanggal 1 Juni 1916, jelas bagi setiap orang yang berpikir bahwa pertempuran ini seharusnya menjadi yang terakhir,” seorang ahli angkatan laut Jerman menulis pada tahun 1918.

Kapal Perang Italia Vittorio Veneto menembakan 15 senapannya ke kapal penjelajah Inggris selama pertempuran singkat di dekat Pulau Gaudo.

Pertempuran Tanjung Matapan, 27-29 Maret 1941.

Pertempuran Tanjung Matapan merupakan pertarungan antara kapal-kapal Angkatan Laut Inggris dan Angkatan Laut Australia melawan Regia Marina Benito Mussolini. Mussolini sudah lama ingin mengusir angkatan laut asing dari Mediterania sehingga Italia bisa mendominasi.

Tapi kontrol Inggris atas poin-poin strategis seperti Gibraltar, Malta, dan Terusan Suez membuat itu tidak mungkin. Dengan armada Vichy Prancis yang hancur di Mers-el-Kébir, dan kapal-kapal permukaan Angkatan Laut Jerman diblokade seperti di Perang Dunia I, Italia harus melakukannya sendiri.

Tapi Italia mengalami masa-masa sulit. Sejumlah pertempuran angkatan laut dengan Inggris terbukti tidak meyakinkan, dan Angkatan Laut Inggris mampu mencapai sejumlah kemenangan yang melumpuhkan Marina Regia.

Ketika Inggris mulai membantu Yunani selama invasi Italia dan Jerman, rencana dibuat untuk menendang Inggris keluar dari Laut Tengah selamanya. Orang-orang Italia mengumpulkan 22 armada kapal dan mengirimnya untuk menyerang konvoi Inggris di sekitar Kreta.

Tapi Inggris telah mencegat komunikasi Italia, dan mengejutkan orang-orang Italia dengan armada mereka sendiri. Inggris menenggelamkan lima kapal Italia dan merusak dua kapal lainnya. Sebanyak 2.300 pelaut Italia terbunuh, dan seribu orang ditangkap.

Sementara di pihak Inggris tiga personel terbunuh, empat kapal penjelajah rusak. Harapan Italia untuk mengubah Laut Tengah menjadi danau Italia benar-benar hancur.

Sebuah awan jamur naik setelah sebuah ledakan berat di atas kapal induk Amerika Serikat USS Lexington (CV-2) selama Pertempuran Laut Coral, 8 Mei 1942./Wikipedia

Pertempuran Laut Coral, 4-8 Mei 1942

Pertempuran Laut Coral melibatkan 27 kapal dari Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Australia melawan 53 kapal Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.

Itu adalah pertempuran pertama dalam sejarah angkatan laut dimana kapal induk saling bertemu satu sama lain. Sebenarnya, sebagian besar pertempuran dilakukan melalui udara.

Sekutu memiliki dua kapal induk dengan 128 pesawat terbang dan Jepang memiliki tiga kapal dengan 127 pesawat.

Hanya lima bulan setelah serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang  memutuskan untuk menyerang Port Moresby di bagian tenggara New Guinea dan Tulagi di Solomon bagian selatan. Setelah mempelajari armada invasi, Sekutu mengirim sebuah kekuatan intersepsi.

Setelah pertempuran ringan, armada saling bertemu pada pagi hari tanggal 7 Mei. Yang terjadi selanjutnya adalah pertempuran yang relatif tidak meyakinkan, namun dapat dianggap sebagai kemenangan Sekutu yang strategis.

Pesawat Jepang berhasil menenggelamkan tiga kapal, termasuk kapal induk USS Lexington. Kapal induk lainnya, USS Yorktown, mengalami kerusakan parah, 69 pesawat hilang, dan lebih dari 600 tentara Amerika terbunuh.

Sementara sekutu Amerika dan Australia menenggelamkan satu kapal induk Jepang dan empat kapal lainnya. Tiga kapal lainnya rusak, termasuk kapal induk Shōkaku. Sebanyak 92 pesawat hilang. Kapal induk ketiga Jepang, Zuikaku, kehilangan seluruh sayap udaranya, dan lebih dari 900 tentara tewas.

Pasukan invasi Jepang membatalkan invasi mereka ke Port Moresby, dan tiga kapal induk mereka tidak beroperasi.

NEXT