Rusia menyebut Amerika saat ini sedang bersiap untuk melakukan serangan terhadap posisi pasukan Suriah dengan alasan penggunaan senjata kimia. Padahal Moskow mengatakan serangan kimia hanyalah provokasi yang digembar-gemborkan oleh kelompok militer yang dilatih Amerika untuk bisa mendapat alasan melakukan serangan.
“Kami mencatat bukti persiapan untuk kemungkinan serangan. Kelompok angkatan laut dengan rudal jelajah sedang dibentuk di bagian timur Laut Tengah, di Teluk Persia dan di Laut Merah,” kata Kepala Staf umum Rusia Jenderal Rudskoy sebagaimana dilaporkan Sputnik Sabtu 17 Maret 2018.
Dia menekankan tidak jelas, siapa yang ingin didukung Amerika dalam kasus ini, Jabhat al-Nusra atau sekutu mereka yang meneror Ghouta Timur.
Menurut Rudskoy, militan Front al-Nusra dari Ghouta Timur baru-baru ini mengintensifkan serangan ke Damaskus, tentara sekarang melakukan operasi untuk melenyapkan para teroris.
Sebelumnya dilaporkan Amerika Serikat dikabarkan sedang menyiapkan sebuah tindakan militer baru untuk Suriah setelah tuduhan rezim Bashar Assad kembali menggunakan senjata kimia untuk menyerang pemberontak.
Washington Post melaporkan Selasa 6 Maret 2018 bahwa pada pekan lalu di Gedung Putih dilakukan pertempuan untuk membahas situasi terakhir Suriah. Pertempuan yang dipimpin langsung Presiden Donald Trump tersebut dihadiri Kepala Staf Amerika John Kelly, Penasihat Keamanan Nasional Herbert McMaster dan Menteri Pertahanan Jim Mattis.
“Pemerintah Trump membahas minggu lalu kemungkinan tindakan militer baru melawan Suriah sebagai hukuman karena menggunakan senjata kimia dugaan di Ghouta Timur,” tulis Washington Post mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya.
Seorang pejabat senior pemerintah Amerika yang dikutip Washington Post mengatakan bahwa Mattis menolak tegas untuk menggunakan tindakan militer sebagai tanggapan atas laporan tentang serangan klorin Damaskus. Sementara McMaster sebaliknya, setuju untuk menyerang Suriah.
Pejabat lain mengklaim bahwa sampai saat ini presiden belum mendukung tindakan militer dan memutuskan untuk terus memantau situasi.
Senjata kimia telah dijadikan alasan bagi Amerika untuk menyerang. Hal ini terjadi pada 7 April 2017 lalu ketika Amerika meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk di pangkalan udara militer Suriah di Ash Sha’irat, yang terletak sekitar 40 kilometer dari kota Homs.
Serangan itu disebut sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata kimia di Idlib yang dikatakan digunakan oleh pasukan Suriah.