Rusia ke Amerika: Jika Anda Serang Suriah, Ada Konsekuensi Sangat Serius
Sergey Lavrov

Rusia ke Amerika: Jika Anda Serang Suriah, Ada Konsekuensi Sangat Serius

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengingatkan Amerika jika negara tersebut melakukan serangan ke Suriah mmaka akan memunculkan konsekuensi yang sangat serius.

“Jika ada pemogokan lain seperti ini, konsekuensi paling berat akan menyusul,” kata Lavrov  Selasa 13 Maret 2018 mengomentari ancaman Amerika untuk menyerang pasukan pemerintah Suriah.

Lavrov juga mengatakan kepada wartawan bahwa setelah laporan tentang serangan kimia di Khan Sheikhoun, Suriah pada bulan April 2017, dia menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson, yang meminta bantuan agar mendapatkan akses bagi para ahli ke lokasi kejadian.

“Kami dengan Damaskus setuju untuk memberi akses semacam itu. Ketika memberikan informasi ini ke Washington, tetapi mereka mengatakan bahwa “akses itu tidak lagi diperlukan “dan segera melakukan serangan,” tambah menteri tersebut.

Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari setelah Utusan Amerika untuk PBB Nikky Haley mengancam Washington akan menggempur pasukan Suriah jika menggunakan senjata kimia di Suriah serta tidak menghentikan serangan ke Ghouti Timur.

Haley mengingatkan, Amerika Serikat pernah menyerang markas udara Shayrat, setelah terjadi serangan kimia di Khan Sheikhoun, Suriah pada 4 April 2017, karena Dewan Keamanan PBB saat itu “tidak dapat mengambil tindakan.”

Sebelumnya pada hari itu, Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan bahwa Moskow memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa militan sedang bersiap untuk melakukan serangan palsu senjata kimia pemerintah terhadap warga sipil.

Dia mencatat bahwa di beberapa distrik di Ghouta Timur, kerumunan berkumpul dengan wanita, anak-anak dan orang tua, dibawa dari daerah lain, yang digambarkan sebagai korban kejadian kimia tersebut.

Pada 12 Maret, pasukan pemerintah Suriah menemukan sebuah fasilitas rahasia untuk pembuatan amunisi kimia saat menyapu desa Aftris di Ghouta Timur setelah militan mundur dari wilayah itu.

Damaskus terus-menerus membantah memiliki senjata kimia, penghancuran yang telah dikonfirmasi oleh laporan OPCW.