Arab Saudi menegaskan kembali komitmennya untuk menghidupkan kembali prospek pesanan 48 jet tempur Eurofighter Typhoon tertunda yang telah lama tertunda.
Kerajaan tersebut menandatangani sebuah nota kesepahaman dengan pemerintah Inggris yang mengkonfirmasikan rencana untuk membeli jet tersebut. Menurut pernyataan BAE yang berbasis di London Jumat 9 Maret 2018, kesepakatan tersebut diumumkan dalam kunjungan kenegaraan tiga hari Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Inggris.
“Berita hari ini adalah langkah positif untuk menyetujui kontrak bagi mitra kami yang terhormat,” kata Chief Executive BAE Charles Woodburn dalam pernyataan tersebut.
“Kami berkomitmen untuk mendukung kerajaan tersebut yang saat ini tengah memodernisasi angkatan bersenjatanya dan mengembangkan kemampuan industri utama.”
Kesepakatan tersebut, meski belum diteken secara resmi datang pada saat yang penting bagi BAE. Kontraktor pertahanan terbesar di Eropa telah memangkas pekerjaan dan memperlambat produksi Eurofighter Typhoon karena pesanan pesawat yang menipis.
Arab Saudi telah membuat kesepkatan membeli 72 pesawat pada tahun 2005. Awalnya, pesanan tambahan akan disepakati pata tahun 2014 tetapi dibatalkan.
“Kami telah mengambil langkah penting untuk menyelesaikan pesanan lain untuk jet Typhoon yang akan meningkatkan keamanan di Timur Tengah dan meningkatkan industri dan pekerjaan Inggris di sektor kedirgantaraan yang tak tertandingi,” kata kata Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Bloomberg.
Harga pesawat tempur tidak dipublikasikan namun dengan daftar harga sekitar 130 juta poundsterling atau sekitar Rp2,5 triliun per pesawat dan biaya pelatihan dan pendukung sebesar 40 juta poundsterling, kesepakatan baru nanti bisa bernilai lebih dari 8 miliar poundsterling atau sekitar Rp152 Triliun sebelum diskon.
BAE juga mengamankan kesepakatan untuk 24 pesawat dari Qatar pada bulan November.