Dua pembom strategis Tu-95MS Rusia berhasil melakukan operasi patroli udara jarak jauh dengan terbang di atas Laut Jepang, Laut Cina Timur serta bagian barat Samudera Pasifik.
Krasnaya Zvezda, surat kabar resmi Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada Selasa 20 Februari 2018 pada beberapa tahap operasi, pesawat-pesawat Rusia tersebut dikawal oleh jet tempur F-4 dan F-15 dan F-2 Jepang.
Kementerian Pertahanan menekankan bahwa patroli udara oleh pesawat Rusia diadakan sesuai ketat dengan peraturan internasional.
Tahun sebelumnya, kementerian tersebut melaporkan bahwa dua pembom strategis Rusia dengan model yang sama diikuti oleh dua pesawat tempur F/A-18 Angkatan Udara AS, serta pesawat tempur F-15, F-4, dan F-2A Jepang.
Ini bukan pertama kalinya pesawat Amerika dicegat pesawat Amerika atau Jepang. Patroli rutin Rusia sepat hilang selama 1990-an namun awal 2000-an kembali muncul dan sekarang semakin sering. Sejak 2014 pembom Tu-95MS telah secara teratur terlihat di lepas pantai Jepang yang memaksa Angkatan Udara Jepang mengirimkan jet tempur untuk mengawal bomber yang dijuluki Bear tersebut.
Jepang memang dibuat sibuk dengan harus sering mencegat psawat asing. Angkatan Udara Jepang melaporkan jet tempurnya harus melakukann scramble atau terbang cepat mencegat pesawat asing sebanyak 1.168 kali selama 12 bulan sampai 31 Maret 2017, naik dari 873 tahun lalu. Dari jumlah itu 851 pesawat adaah milik China, atau 280 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Rusia pada 2016 bahkan mengatakan sebuah divisi baru yang terdiri dari pembom strategis Tu-95MS dan Tu-22M3 akan segera muncul di Timur Jauh Rusia untuk patroli di atas Samudera Pasifik sekitar segita Jepang – Hawaii – Guam.
Divisi ini akan terdiri dari beberapa skuadron pembom jarak jauh yang dikerahkan di distrik militer Timur dan Tengah.
Langkah ini kembali pada era Soviet di mana pembom jarak jauh Rusia di Timur Jauh telah menjadikankan pangkalan militer Amerika di Jepang, di Pulau Guam sebagai target.