Finlandia sedang menuju sebuah pembelian militer terbesar dalam sejarah mereka karena harus mengganti 64 armada jet tempur F/A-18 mereka yang sudah tua. Lima pesaing akan berebut ketat untuk merebut pasar tersebut.
Televisi nasional Finlandia Yle melaporkan Senin 19 Februari 2018 modernisasi Angkatan Udara Finlandia diperkirakan menghabiskan biaya hingga € 10 miliar (US$ 12,5 miliar), ditambah dengan biaya perawatan dan perbaruan dalam 30 tahun kedepan.
Armada Finlandia saat ini diperkuat 64 pesawat tempur F/A-18 Hornet buatan Boeing yang diperkirakan masih akan terbang 7-12 tahun lagi. F-35 (Lockheed Martin), F / A-18 Super Hornet (Boeing), Gripen E (Saab), Rafale (Dassault) dan Eurofighter Typhoon adalah nama-nama yang akan berkompetisi di negara Nordik tersebut.
Lauri Puranen dari Kementerian Pertahanan mengatakan akuisi ini akan memiliki taruhan sangat tinggi karena harus memperoleh sebuah sistem yang akan beroperasi sampai 30 tahun ke depan dan harus dapat diperbarui lebih lanjut untuk memenuhi tantangan masa depan yang lebih jauh lagi.
“Oleh karena itu penting mendapatkan keseluruhan sistem dengan banyak komponen daripada sederetan pesawat terbang. Karena itu, faktor seperti sensor dan kemampuan kerja dalam satuan akan dipertimbangkan,” tegasnya.
Charly Salonius-Pasternak dari Foreign Affairs Institute Finlandia berpendapat bahwa kemampuan pesawat baru sangat penting, karena ia sulit membayangkan kebutuhan angkatan udara dalam beberapa dekade yang akan datang.
Pembaruan angkatan udara Finlandia dilakukan pada tahun 1992, ketika diputuskan untuk membeli 64 jet Hornet, sebuah keputusan yang membuka pintu kebijakan keamanan Finlandia ke Barat. Saat itu, kekecewaan sangat besar di Swedia karena Finlandia tidak memilih Gripen buatan Swedia meski sudah menjalin kerjasama erat.