Pentagon Diam-Diam dalam Persiapan Terakhir Menuju Perang Korea

Pentagon Diam-Diam dalam Persiapan Terakhir Menuju Perang Korea

Misi Konvensional

Setelah 16 tahun pertempur melawan gerilyawan di Irak, Afghanistan dan Suriah, para jenderal Amerika khawatir bahwa militer sekarang ini hanya siap untuk mengejar kelompok militan tanpa kewarganegaraan daripada misi konvensionalnya untuk menghadapi kekuatan yang memiliki kekuatan besar.

New York Times melaporkan Minggu 14 Januari 2018, latihan di Fort Bragg adalah bagian dari salah satu latihan penyerangan udara terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Latihan yang dijalankan di Nellis Air Force Base di Nevada menggunakan pesawat kargo yang jumlahnya dua kali lipat untuk pasukan terjun payung dibanding latihan sebelumnya.

Pada sebuah pertemuan di kantor pusatnya pada 2 Januari 2018, Jenderal Tony Thomas, kepala Komando Operasi Khusus di Tampa, Florida, memperingatkan 200 warga sipil dan anggota layanan tersebut bahwa lebih banyak personil Pasukan Khusus mungkin harus beralih ke teater Korea dari Timur Tengah pada bulan Mei atau Juni, jika ketegangan meningkat di semenanjung.

Juru bicara Jenderal Tony, Kapten Jason Salata, mengkonfirmasi bahwa pernyataan tersebut tersebut kepada The New York Times, namun Jenderal Thomas menjelaskan bahwa tidak ada keputusan yang dibuat.

Kepala staf Angkatan Darat, Jenderal Mark A. Milley, dalam beberapa pertemuan terakhir di Pentagon, telah membawa dua bencana militer Amerika yang bersejarah sebagai peringatan di mana kurangnya kesiapan dapat menjadi persoalan jika perang di Korea.

Pejabat militer mengatakan Jenderal Milley telah mengutip Pertempuran Pass Kasserine yang naas selama Perang Dunia II, ketika pasukan Amerika dipukul oleh pasukan Marsekal Erwin Rommel dari Jerman.  Jenderal Milley juga baru-baru ini menyebutkan Task Force Smith, unit yang kurang dilengkapi dan kurang canggih yang dibantai oleh tentara Korea Utara pada tahun 1950 selama Perang Korea.

Para pejabat sebagaimana dikutip New York Times mengatakan Jenderal Milley melihat dua kekalahan Amerika sebagai peringatan bahwa jika tidak dengan persiapan kuat maka situasi sama akan bisa terjadi ketika perang dengan Korea Utara pecah.

Berbicara pada bulan Oktober di pertemuan tahunan Asosiasi Angkatan Darat Amerika Serikat, Jenderal Milley menyebut Pyongyang sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional Amerika, dan mengatakan bahwa perwira Angkatan Darat yang memimpin unit operasional harus bersiap menghadapi ancaman tersebut.

“Jangan menunggu perintah dan mencetak peraturan dan manual baru,” kata Jenderal Milley kala itu.

Namun persiapan yang ada belum bisa memastikan bahwa Amerika akan benar-benar menyerang Korea Utara. “Anda tidak melihat ada gerakan militer besar-besaran yang akan mengindikasikan bahwa sebuah keputusan telah dibuat untuk berperang,” kata Derek Chollet, asisten Menteri Pertahanan di era pemerintahan Obama.