Angkatan Laut akan mencoba untuk mengambil bangkai pesawat C-2A Greyhound dan awaknya yang jatuh di Laut Filipina pada November 2017 lalu. Misi ini akan menjadi operasi penyelamatan pesawat terdalam yang pernah dilakukan.
Tim penyelamatan yang dikontrak oleh Angkatan Laut Amerika telah menemukan sebuah pesawat angkut yang jatuh tersebut. Mayat awak pesawat diperkirakan masih ada di dalamnya.
C-2A Greyhound, pesawat kargo berbasis kapal induk yang jatuh tersebut berangkat dari Marine Air Station Iwakuni, Jepang, pada 22 November 2017, dan dijadwalkan mendarat di kapal induk USS Ronald Reagan di Laut Filipina.
Greyhound jatuh dan delapan dari sebelas personel di kapal berhasil diselamatkan. Sementara tiga yang lain tidak pernah ditemukan dan dinyatakan hilang di laut. Pada awal Desember, Angkatan Laut mengumumkan tim penyelamatan yang dikontrak akan berusaha untuk menemukan bangkai Greyhound dengan menggunakan sistem pencari TPL-25 milik Angkatan Laut. TPL-25 adalah perangkat seberat 70 pon yang ditarik di belakang kapal yang bergerak perlahan, biasanya antara satu dan lima knot.
Alat ini dapat mendeteksi pinger pada kedalaman hingga 20.000 kaki, merasakan sinyal akustik pinger pesawat terbang, dan operator di kapal mencatat koordinat tempat sinyal paling kuat dan kemudian menentukan titik pasti lokasinya.
Menurut siaran pers Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika, US Navy akan kembali dengan kendaraan pemindai jarak jauh “untuk memetakan medan puing dan alat berat untuk mengangkat pesawat ke permukaan.”
Pesawat berada di kedalaman lebih dari tiga mil atau sekitar 5 km dalam hingga upaya pemulihan akan menjadi yang terdalam yang pernah dicoba untuk pesawat terbang. “Meski memiliki kondisi yang sangat menantang, setiap usaha akan dilakukan untuk memulihkan pesawat dan pelaut kami yang telah jatuh,” kata Angkatan Laut Amerika sebagaimana dikutip Popular Mechanic Senin 8 Januari 2018.
Angkatan Laut belum mengumumkan tim penyelamatan, tapi kemungkinan akan dilakukan oleh kapal survei oseanografi kelas Pathfinder.