
Taiwan
Republik China (sebutan resmi Taiwan), selalu waspada terhadap ancaman invasi dari Republik Rakyat China yang jauh lebih besar. Taiwan menginginkan kemampuan untuk menghalangi China. Jika Taiwan memiliki kemampuan untuk menyerang lapangan udara, pelabuhan, kilang minyak, stasiun tenaga listrik, jaringan komunikasi, dan pusat komando yang mendukung invasi, hal itu dapat menyebabkan para pemimpin China meragukan kemampuan mereka untuk melakukan invasi hingga menghalangi invasi itu sendiri.
Saat ini Taiwan memiliki rudal jelajah rudal Hsuing Feng (“Brave Wind”). Versi saat ini dapat membawa hulu ledak seberat 400 pon hingga jarak 372 mil. Selat Taiwan kira-kira seluas 80 sampai 140 mil, yang berarti Taiwan dapat mencapai target hingga 290 mil dari garis pantai China.
Menurut laporan, Taiwan sedang mempersiapkan untuk membangun versi extended range. Taiwan juga memiliki sejumlah kecil rudal Wan Chien (Sepuluh Ribu Pedang) yang meluncurkan rudal jelajah. Tujuan yang mungkin dilakukan Taiwan adalah rudal dengan jarak 1.100 mil – kisaran yang cukup untuk mengancam Beijing.

Korea Utara
Program rudal Korea Utara berasal dari keinginan Kim Il Sung, kakek pemimpin Kim Jong Un, untuk menyerang pangkalan Amerika di Jepang jika terjadi perang di semenanjung Korea. Seiring berjalannya waktu, program ini telah berkembang menjadi strategi yang melibatkan Amerika Serikat dan Jepang sebagai target dengan menggunakna hulu ledak konvensional, biologi, kimia, dan nuklir.
Korea Utara memiliki sejumlah rudal yang cukup membingungkan, meski tidak semuanya beroperasi. Untuk melawan target regional, mereka memiliki rudal balistik jarak dekat Hwasong-6 yang merupakan turunan dari Scud. Rudal ini dapat menyerang seluruh Korea Selatan dan sebagian Rusia dan China. Rudal No Dong, sebuah perbaikan pada Scud, bisa menyerang lebih jauh lagi ke wilayah Rusia dan China.
Korea Utara sedang mengembangkan rudal generasi baru yang dirancang untuk menggantikan rudal yang lebih tua. Rudal balistik jarak menengah Musudan, kemungkinan penggantian No Dong, sedang dalam pengembangan namun menghadapi sejumlah masalah. Dari delapan uji coba yang diluncurkan pada 2016, semuanya dilaporkan gagal. Tanpa peluncuran yang berhasil pada 2017, proyek tersebut mungkin telah ditinggalkan.
Sementara itu, rudal balistik jarak jauh Hwasong-12 memiliki karakteristik serupa dan bisa mencapai Guam. Hwasong-12 diuji enam kali pada 2017, tiga peluncuran pertama berakhir dengan kegagalan, dan tiga yang kedua sukses dalam satu ukuran atau lainnya.
Akhirnya, Korea Utara sedang mengembangkan rudal balistik jarak menengah Pukkuksong 1 dan 2. Kedua rudal tersebut sangat mirip, masing-masing dengan kisaran diperkirakan 745 mil. Pukkuksong 1 dirancang untuk diluncurkan dari kapal selam dan akan membawa hulu ledak nuklir. Sementara Pukkuksong 2 diluncurkan dari kendaraan yang memungkinkannya melakukan perjalanan offroad, dan dapat dipersenjatai hulu ledak nuklir, konvensional, kimia, atau biologis.